Suara ombak adalah hal pertama yang Araya dengar ketika membuka matanya. Ia mengerjapkan mata, mencoba mengingat di mana ia berada.
Ah, sekarang ia berada di tempat yang jauh dari Dheazka, di tempat ia bisa menghibur diri, juga sekaligus menyakiti hatinya sendiri.
Gadis itu menyibakkan selimutnya, membenarkan piyamanya dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka.
"Yaya!"
Teriakan dari luar membuat Araya segera keluar dari toilet tersebut. Begitu Araya membuka pintu, pelukan hangat langsung menyambutnya.
Rasanya sangat familiar, hangat dan begitu menenangkan.
"Maafin Om Raymond ya," ujar lembut pria yang baru saja melepaskan pelukan keduanya.
Araya hanya mengangguk, tidak sepenuhnya
Raymond bersalah. Lagipula wajar saja jika omnya ini marah."Tadi di bawah Om bertemu teman kamu, laki-laki."
Tiba-tiba Araya mengingat Dheazka, apa mungkin Dheazka tau jika dirinya berada di Bali, lalu laki-laki itu kemudian menyusulnya? Itu bukan hal yang mustahil kan?
"Laki-laki? Sebentar, Yaya mandi dulu. Om tunggu aja di sini!" Araya menepuk sofa di kamarnya, kemudian beranjak mengambil pakaiannya dari dalam koper.
"Nggak, Om mau ke kamar saja. Hati-hati kalau mau ke bawah!" balas Raymond sambil meninggalkan Araya yang masih menyiapkan bajunya.
"Tunggu, tapi masa Dheazka sih?"
***
Araya sudah berada di bawah. Bodoh sekali dirinya, mungkin saja jika Dheazka itu datang, laki-laki itu langsung mencarinya. Kini ia berjalan mendatangi pantai.
Semilir angin yang menerpa tubuhnya, seakan mampu membuat tubuhnya ringan. Gadis itu berjalan sambil memandangi para pengunjung pantai yang lain.
Araya tersenyum kecut, hanya dirinya yang sendiri di sini. Semuanya berpasangan, bahkan ada yang bersama keluarga.
Ia iri.
"Raya!" Merasa dipanggil Araya segera menoleh, ah Araya paham siapa teman laki-laki yang dimaksud Raymond.
"Kak Reiga?"
Laki-laki tersebut memeluknya.
"Ra, kebetulan banget kita bisa ketemu di sini!" ucap Reiga setelah melepaskan pelukannya. Yang ia lihat adalah Araya yang mematung.
"Eh, Kak Reiga di sini ... buat liburan juga?"
"Iya, gue ke sini bareng temen-temen gue, ada yang ulang tahun," sahut Reiga santai, laki-laki itu memasukkan kedua tangannya di saku hoodie.
Araya mengernyit, ini sangat kebetulan. Ia juga merayakan ulang tahun Jennifer di sini. Ah, mungkin hanya benar-benar kebetulan.
"Ra, ikut gue yuk!" Tiba-tiba Reiga menarik tangan Araya, mengajak gadis itu berlari menuju restoran yang berseberangan dengan villanya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOVE I WANT ✓
Ficción GeneralTHE LOVE I WANT || TAMAT || PART LENGKAP ✓ --- ❝Cinta yang aku inginkan, aku hanya menemukannya di dalam dirimu. Dan cinta yang kamu berikan menjadi cinta yang aku butuhkan selama ini. Tidak ada satupun orang yang mampu membuatku tertawa dan menangi...