Sama seperti keadaan di kantin tadi, kini di UKS sama ramainya. Di depan pintu UKS, sudah banyak siswi-siswi yang berkerumun layaknya wartawan.
Sedangkan di dalam, Gita membantu Fika dan Diska yang mengobati luka Araya. Pintu UKS sudah dikunci dan di dalam UKS ini hanya terdapat empat siswi itu.
"Kok bisa sih Ra?" Walaupun berbeda kelas, Araya cukup kenal dekat dengan Fika dan Diska, mengingat dirinya sering sekali keluar masuk UKS.
"Kayanya ada yang mau jatuhin gue. Kenapa sih, gue ngerasa dipojokin tadi? Akhhss .... " Araya meringis saat Diska memberikan obat merah di lututnya.
"Udah Ra, lo nggak usah ngerasa kalau lo dipojokin. Mia kan emang gitu orangnya," tutur Gita menenangkan.
Sungguh kejadian yang amat Araya benci, hari pertama ulangan saja dia sudah seperti ini. Dimulai dari ia asal mengerjakan soal, dirinya yang jatuh di lantai, dan juga Dheazka yang membentaknya. Ngomong-ngomong soal Dheazka, Araya mungkin akan membencinya, selamanya. Mungkin.
Karena Araya tidak suka dua sifat yang dimiliki lelaki, kasar dan pembohong.
"Raya, udah bangun?" Ke empat siswi itu menoleh ke arah suara, Reiga yang baru saja memasuki UKS. Ya, yang mengunci pintu UKS adalah Reiga.
Araya hanya mengangguk. Gadis itu mengamati kedua telapak tangannya yang terbalut kasa. Kemudian kedua lututnya juga yang baru saja selesai diobati.
"Udah selesai, Ra. Jangan banyak gerak dulu," ucap Diska sembari membuka kotak P3K.
"Raya, mending sekarang lo pulang deh. Gue anter," tawar Reiga setelah mendudukkan dirinya di kursi dekat ranjang.
Araya menatap Gita yang mengangguk, sebenarnya ia juga ingin pulang, toh ulangan sudah selesai.
"Gue ambilin tas lo ya?" tawar Gita, kemudian gadis itu meninggalkan Araya dan Reiga di UKS.
Begitu keluar dari UKS, Gita dikejutkan dengan siswi-siswi yang menatapnya horor. Mereka sudah berkerumun ingin menggali berita, tetapi yang keluar malah Gita. Saat Reiga masuk tadi, siswi-siswi itu sudah kepo tingkat dewa, dan mereka menunggu-nunggu tapi malah Gita yang keluar.
"Git—"
"NGGAK USAH NANYA-NANYA! KEK DORA AJA LO PADA!" teriak Gita sebelum para siswi itu menyelesaikan kalimatnya.
***
"Lo bawa motor sendiri kan, Git?" tanya Reiga setelah sampai di parkiran.
Sangat penuh perjuangan untuk mereka bertiga bisa sampai di parkiran. Apalagi mengusir para siswi-siswi yang ramainya sudah seperti peternakan bebek.
"Tenang aja, gue bawa motor. Hati-hati lo bawa sohib gue, awas kalau sampai lecet!" ancam Gita sambil mengeluarkan motornya di antara deretan motor lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOVE I WANT ✓
General FictionTHE LOVE I WANT || TAMAT || PART LENGKAP ✓ --- ❝Cinta yang aku inginkan, aku hanya menemukannya di dalam dirimu. Dan cinta yang kamu berikan menjadi cinta yang aku butuhkan selama ini. Tidak ada satupun orang yang mampu membuatku tertawa dan menangi...