Asap rokok memenuhi seluruh ruangan bernuansa abu itu. Beberapa botol berisi air berwarna bening sudah berserakan dengan keadaan kosong. Bau alkohol dan rokok bercampur menjadi satu memenuhi ruangan tersebut.
Sementara di pojok ruangan sana, seorang remaja laki-laki tengah duduk menekuk lutut dengan sebelah tangan memegangi kening.
Pada tangan yang satunya, di antara jari telunjuk dan juga jari tengahnya itu, tersemat sebatang rokok yang mengeluarkan asap pada ujungnya.
Di ruangan itu ia sendiri, dengan keadaan berantakan dan kesepian. Handphone-nya yang sedari tadi bergetar itu, ia diamkan dengan memasukkannya ke dalam lemari.
Setelah lama handphone-nya itu tidak bergetar, diganti dengan kedua bahu laki-laki itu yang perlahan bergetar, diikuti isakan yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan tersentuh hatinya untuk sekedar memeluk laki-laki yang tengah menangis itu.
Jika pasti ada orang yang mendengar ataupun melihat keadaannya sekarang, tentu saja mereka akan menyebut bahwa dirinya adalah laki-laki cengeng. Tapi, mungkin mereka hanya tahu sebatas itu. Tanpa mengetahui seberapa besar masalah yang dialami.
Laki-laki itu mengusap wajahnya kasar, membuang puntung rokoknya ke sembarang arah dan membuka lemarinya, mencari keberadaan benda persegi panjang yang ia yakin sedari tadi terus bergetar.
Banyak panggilan tak terjawab dari nomor seseorang yang ia namai 'My Angel' Alih-alih menelepon balik, laki-laki itu justru mencari kontak seseorang yang mungkin ia butuhkan sekarang.
Jari-jarinya yang masih bergetar itu, mengetikkan sesuatu di sana. Kemudian ia mengirim pesan tersebut dan membanting handphone-nya ke kasur.
Laki-laki tersebut memasuki kamar mandi dan membersihkan tubuhnya yang penuh dengan bau rokok bercampur alkohol.
"Dheazka, mungkin yang lo butuhin memang dia." ucapnya dalam hati sambil menikmati air dingin dari shower yang mengguyur tubuhnya perlahan.
***
Setelah pulang dari taman dengan diantar Reiga, Araya langsung memasuki kamarnya. Mulai membersihkan dirinya yang terasa lengket, juga punggungnya yang tiba-tiba saja sakit. Mungkin karena kejadian tadi siang.
Tidak ada yang tahu kejadian tadi siang selain Dheazka yang menolongnya tadi. Bahkan ia sendiri tidak tahu dan sampai saat ini Dheazka belum memberitahunya.
Tak lama Araya berada di kamar mandi, gadis itu segera merebahkan tubuhnya. Saat punggungnya menyentuh kasur, Araya merasakan sakit yang begitu hebat. Padahal sejak di taman tadi ia baik-baik saja.
Araya mengambil handphone di atas nakas, baru saja ia akan memberi pesan kepada Dheazka agar menceritakan siapa mereka yang telah mencelakainya. Tapi laki-laki itu duluan yang mengirimnya pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOVE I WANT ✓
Fiksi UmumTHE LOVE I WANT || TAMAT || PART LENGKAP ✓ --- ❝Cinta yang aku inginkan, aku hanya menemukannya di dalam dirimu. Dan cinta yang kamu berikan menjadi cinta yang aku butuhkan selama ini. Tidak ada satupun orang yang mampu membuatku tertawa dan menangi...