『TLIW//37』

105 30 21
                                    

Araya memalingkan mukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Araya memalingkan mukanya. Ia tak sudi menatap Reiga yang kini duduk di seberangnya. Gadis itu mendecih, tak sanggup berkata-kata.

"Ra, maafin aku. Aku cuma—"

"Cuma? Cuma bohongin gue? Cuma nyakitin hati gue? Cuma bunuh perasaan gue? Jawab! Lo nggak bisa jawab kan?! Bodo amat mau lo kakak kelas gue kek, adek kelas, yang penting gue kecewa sama lo!" cerocos Araya memotong penjelasan Reiga.

Sedangkan laki-laki itu, ia menunduk. Tangannya terulur mencoba menggenggam tangan Araya, namun segera gadia itu tepis.

"Bukan aku yang mau Ra, tapi Jenn. Dia yang nyuruh aku, dia yang kejar-kejar aku. Aku nggak tahu rasa ini, tapi aku ... milih kamu, beneran." Penjelasan Reiga ini tidak membuat hati Araya kembali membaik.

Semua laki-laki itu sama. Selalu saja beralasan blablabla.

"Ra, aku minta maaf. Kita ulangin dari awal ya? Ra, kamu mau jadi pacar aku, lagi?" ucap Reiga dengan tiba-tiba.

Araya tak percaya apa yang laki-laki ini katakan. Seenaknya saja menghancurkan hatinya dan memainkan perasaannya.

"Maaf? Gue udah maafin, Kak. Tapi mengulang, gue nggak mungkin jatuh di lubang yang sama. Sorry, gue ada urusan." Gadis itu meninggalkan Reiga yang duduk termenung di kafe.

"Ra! Tunggu, dengerin aku!" teriak Reiga berharap Araya kembali padanya.

Tapi gadis itu tetap meninggalkannya. Bagaimanapun, ini kesalahannya dalam memainkan drama yang ia buat sendiri.

"Ini nggak akan terjadi kalau Gita nggak ngasih tahu. Anak itu!" geram Reiga sambil mengepalkan kedua tangannya.

Tiba-tiba seorang wanita duduk di kursi yang Araya gunakan tadi.

"Hei, nanti aku coba buat bujuk Araya, ya?" ucap wanita itu sambil mengelus tangan Reiga.

Laki-laki itu mengangguk. Ia menarik tangan wanita itu, membawanya ke depan bibirnya dan mengecupnya.

"Makasih, Sayang."

***

"Sumpah, gue nggak tahu kalau Araya lihat video itu, Ga! Bukan gue yang kasih ke dia! Lo jangan asal nuduh gue gitu dong!" Gita menggaruk kepalanya. Tiba-tiba saja Reiga menyalahkannya.

"Lo pikir gue percaya sama lo? Heh! Dengerin ya," ucap Reiga dengan satu tangannya terulur menyentuh rahang adiknya.

"Sesuai ucapan gue kemarin-kemarin, video itu sampai di Araya, lo tau akibatnya kan? Gue bakal bikin lo di-bully abis-abisan sama anak satu sekolah!" ancam Reiga membuat Gita ketakutan.

Bagaimana jika Reiga benar menyebarkan aibnya itu? Semua ini gara-gara video itu. Kalau saja Araya tidak melihatnya, nasibnya tidak akan seperti ini. Ia juga sempat bingung kenapa Araya menjadi cuek padanya.

THE LOVE I WANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang