Part 4

27.4K 1.6K 48
                                        

"Thanks Vik, padahal lo ngga perlu jemput Nana kesekolahnya."

Vika dan Edgar tengah duduk di rumah Izel. Mereka baru saja tiba dari Paris setelah satu bulan menetap disana karena ada urusan yang harus diselesaikan.

Jika ada yang bertanya mengapa Vika dan Edgar pergi bersama? Jawabannya adalah karena mereka memang telah menjadi sepasang suami istri. Vika yang akhirnya memilih Edgar untuk menjadi pasangan hidupnya.

Edgar sendiri memang telah menyimpan perasaan kepada sahabatnya itu. Namun ia lebih memilih untuk memperjuangkan dan mendapatkan Vika dengan tidak terburu-buru namun pasti.

Mereka memilih menikah ketika usia Nana menginjak tujuh tahun. Yang mana sekarang keduanya telah dikaruniai seorang anak perempuan berumur delapan tahun yang tengah tertidur dipangkuan ayahnya.

"Gue juga kangen sama si Abon. Makanya gue samperin dia ke sekolah barunya."

Izel tersenyum dan menangguk, "terus apa yang lo liat disana? Dia lagi bikin ulah?"

"Engga kok bunda, Nana ngga bikin ulah. Ya kan tante Pika?"

"Iya, gue liat Abon disekolah barunya jadi anak baik kok."

"Stop panggil gue Abon tante!" seru Nana sedikit berteriak yang mulutnya langsung dibekap Vika.

"Jangan teriak-teriak ntar anak gue bangun!"

Nana yang kesal langsung menggigit tangan Vika hingga membuatnya berteriak kesakitan. Dan ia langsung berlari lalu duduk disamping Edgar sambil menyandarkan kepalanya di bahu lelaki yang selalu memanjakannya itu.

"Liat Zel, kebiasaan anak lo yang selalu sembunyi di ketek suami gue."

"Biarin! Daripada di ketek tante Pika yang bulunya ngga pernah dicukur setaun."

Izel dan Edgar terbahak, mereka telah sangat biasa dengan Nana dan Vika yang selalu tak pernah akur kalau bertemu. Namun mereka juga tahu kalau sebenarnya keduanya saling menyayangi satu sama lain.

"Ssstt, udah ah jangan berantem mulu. Om bawa hadiah loh buat kamu Na," Edgar berbisik sambil menepuk pelan kepala ponakannya itu.

"Serius om? Hadiah apa?"

"Tapi ada syaratnya, cium om Ed dulu."

Tanpa berpikir, Nana langsung menempelkan bibirnya di pipi Edgar, "udah. Mana hadiahnya om???"

"Sabar kak, kamu nih kebiasaan deh ngga sabaran." Peringatan Izel tak membuat rasa penasaran Nana berkurang.

Edgar lalu mengambil kotak kecil yang berwarna merah dan memberikannya pada Nana.

"Nih, buka gih."

Nana langsung membuka kotak tersebut, yang didalamnya terdapat sebuah kalung kecil dengan gantungan yang berhuruf B, inisial namanya.

"Om ini buat Nana?"

"Iya, itu buat lo Bon. Om Ed beliin lo kalung berlian dengan inisial nama depan lo," kali ini Vikalah yang menjawab pertanyaan Nana.

"Sini om pakein," Nana langsung mengangguk dan memberikan kalung tersebut pada Edgar yang langsung diterima Edgar dan memasangkannya dileher putih Nana.

"Makasih banyak om Ed." Nana langsung memeluk Edgar dengan erat yang langsing dibalas Edgar dengan tepukan halus, "sama-sama princess."

Tak lama suara tangisan anak yang sedap tertidur mengalihkan perhatian mereka, Vika yang tersadar langsung menggendong anaknya.

"Jangan nangis sayang. Liat tuh ada siapa disamping papa?"

Anak perempuan yang rambutnya dikucir kuda tersebut langsung menatap Nana dan mengubah mimik wajahnya menjadi senang, "kak Abon? Gendong!"

BONANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang