Setelah acara makan jajanan di taman komplek, Nana dan Fares menyempatkan jogging di trek lari yang berada di sekitaran lapang, dan saat ini mereka telah kembali pulang kerumah masing-masing.
Katanya, Fares akan kerumah Nana setelah cowok itu bersiap. Ya, Fares mengajak--ah lebih tepatnya memaksa Nana untuk pergi ke mall terdekat. Cowok itu beralasan meminta antar Nana untuk membeli beberapa pakaian dan sepatu untuknya.
Nana tak bisa menolak, karena memang biasanya Fares meminta saran Nana untuk memilih apapun, termasuk pakaian yang akan dibelinya.
"Bona, lo pasti tau kan, dari kecil kita selalu sama-sama. Emang lo udah sesiap itu buat ngejauh dari gue cuman karena hal ini? Lo berarti buat gue. Cuma itu yang harus lo tau."
"Astaga kak, itu gelasnya udah penuh." suara Izel menghentikan lamunan Nana mengenai ucapan Fares di taman tadi saat cowok itu menjawab pertanyaannya..
"E--eh bun Nana lupa, hehe."
Izel menggeleng heran, bisa-bisanya anaknya itu melamun saat menuangkan air minum ke gelasnya. "Kamu darimana emangnya kak?"
"Dari taman komplek bun, jogging."
Izel mengangguk, "yaudah makan dulu gih, bunda udah masak."
"Ntar aja deh bun. Nana mau mandi gerah. Nana kekamar dulu ya."
Cup.
Nana mengecup singkat pipi Izel lalu berjalan ke kamarnya dengan langkah cepat. Ia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sedikit lengket oleh keringat.
Setelah selesai dan keluar menggunakan bathrobe-nya, Nana memilih pakaian simple untuk ia pakai di walk in closet. Yaitu celana jeans selutut dan atasan kemeja santai oversize. Nana juga mengeringkan rambutnya yang setengah basah dengan handuk kecil. Setelah selesai, Nana kembali kelantai bawah untuk menyantap sarapan yang dibuat Izel.
Dan ternyata ia melihat Fares dan Izel tengah mengobrol di ruang tamu, Fares sekilas melirik Nana lalu kembali fokus dengan Izel yang menjadi lawan bicaranya.
Nana menggedikan bahunya, ia memilih untuk duduk di meja makan dan makan. Di posisinya saat ini, tentu saja Nana bisa mendengar topik obrolan diantara Izel dan Fares. Cowok itu memang selalu bisa membuat bundanya terkesan. Jelas saja, Izel sangat mempercayai Fares daripada Nana yang merupakan anaknya sendiri.
Izel baru menyadari keberadaan Nana di meja makan setelah Nana mengunyah suapan terakhir makanan di dalam mulutnya.
"Udah siap buat pergi kak?" tanya Izel saat Nana melangkah mendekati mereka.
"Udah bun."
"Yaudah tan, Fares sama Nana izin pergi dulu ya. Tante mau titip apa?"
"Tante cuma titip Nana aja ke kamu. Jagain anak bandel ini ya Res? Janji?"
Fares mengangguk lalu menjawab, "tentu."
"Ck, bunda! Udah ah. Nana berangkat dulu."
Izel terkekeh pelan sambil melihat tubuh Nana dan Fares yang hilang dibalik pintu.
"Lo pake motor?" tanya Nana saat keduanya berada di depan gerbang rumah Nana dan hanya melihat motor Fares yang terparkir.
"Hm, kenapa? Bukannya lo lebih suka naik motor?"
Alih-alih menjawab, Nana merebut helm untuknya yang sedang dipegang Fares. Dan Fares pun memakai helm-nya.
Nana memperhatikan penampilan Fares yang terbilang rapi dan...tampan. Cowok itu menggunakan blue jeans panjang, sweater ber-hoodie lalu dilapisi jaket bomber hitam. Mengapa ketampanan cowok itu baru disadari Nana saat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
BONANZA [Completed]
أدب المراهقين[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE] Family Series : 2nd Disarankan membaca cerita GRIZELLE terlebih dahulu. -- Bonanza Dandil Dimitri, anak sulung dari pasangan Gavandra Adilhaq Dimitri dan Grizelle Danisya Roger yang merupakan gadis pemberontak...