Part 7

24.4K 1.4K 55
                                    

Jangan males vomment :)

Happy reading💕

🍂🍂🍂

"Udah pulang kak?" sapa Izel pada anak sulungnya ketika mendengar pintu terbuka dan melihat Nana berjalan masuk.

"E--eh bunda. Maaf semal--"

"Harusnya kalo kamu mau nginep dirumah Jihan kamu izin aja sama bunda pas kemarin mau berangkat. Kan bunda bisa nyiapin baju ganti kamu buat disana."

Nana mengernyitkan dahinya merasa bingung dengan apa yang Izel maksud, "nginep bun?"

Izel mengangguk, "Fares semalem nelpon bunda dan ngasih tau kalo kamu mau nginep dirumah Jihan. Terus dia juga bilang hp kamu rusak jadi ngga bisa ngabarin bunda. Pantes bunda nelpon kamu ngga bisa-bisa."

Ah, sekarang Nana paham. Fares membantunya untuk mencari alasan dan tidak memberitahu Izel tentang kejadian semalam serta keadaannya yang sempat dilarikan kerumah sakit.

"Em iya bun maaf. Kemaren sebenernya Nana ngga niat buat nginep, cuma Jihan ngga ada temen dirumahnya karena orangtuanya masih diperjalanan jadi dia nyuruh Nana buat nginep sehari." Nana mengumpati dirinya sendiri karena dengan begitu lancar berbicara bohong pada bundanya.

Izel tersenyum dan menangkup pipi anak gadisnya yang tak terasa sudah remaja. "Kamu ganti baju terus makan dulu ya? Bunda udah izinin kamu ke sekolah hari ini, jadi kamu kesekolahnya besok aja."

"Yaudah kalo gitu Nana keatas dulu ya bun?" Nana mencium pipi Izel lalu pergi kekamarnya.

Saat telah masuk dan menutup pintu kamarnya, bibir Nana tersenyum lebar. Ia sangat senang karena Fares tak jadi memberitahu Izel tentang kejadian semalam.

Ia berjalan ke nakas yang diatasnya terpajang pigura foto berukuran kecil, foto dirinya dengan Fares saat masih SMP."

"Cih dasar, gue tau lo ngga senekat itu buat ngasih tau bunda semuanya. Lo ngga bisa nolak permintaan gue Fares."

Namun otak Nana tiba-tiba berpikir soal Fares, "kata bunda Fares nelpon dia semalem? Berarti pas tadi semua omongan dia ke gue cuma ancaman doang dong?!"

Nana menggertakan giginya, "berani-beraninya dia bikin gue takut dan mohon-mohon tadi. Awas aja tuh orang! Gue kerjain balik tau rasa!"

Dengan perasaan yang masih kesal, Nana langsung pergi mandi untuk menyegarkan badannya. Sebelum ia berendam di bath up, Nana bercermin di kaca wastafel terlebih dahulu.

Ia menyingkirkan rambut-rambut yang menutupi lehernya yang masih terdapat memar-memar kecil bekas cekikan Kevlar. Rambut yang sengaja ia gerai untuk menutupi luka memar tersebut agar Izel tak curiga saat melihatnya pulang tadi.

Nana menatap pantulan dirinya dicermin, ia teringat dengan ucapan Fares yang menyuruhnya untuk tak menjadi cewek tempramen.

Jujur, Nana tak merasa bahwa dirinya sepemarah itu. Ia selama ini merasa bahwa apa yang telah dilakukannya itu benar. Masalah-masalah yang Fares anggap itu ulah dirinya, itu tidak benar.

Nana tak pernah ingin bermasalah dengan siapapun. Ia juga ingin hidup tentram tanpa harus pusing dengan masalah dan orang-orang yang tidak menyukainya.

Tapi, ia juga tak bisa hanya diam saja saat melihat orang-orang yang so berkuasa menindas dan merendahkan orang yang menurut mereka lemah. Nana tak suka saat melihat manusia yang tidak memanusiakan manusia lain.

Dan semua yang ia lakukan lah yang membuat hidupnya terus terlibat dalam sebuah masalah. Sikapnya yang kasar memang akan sulit dipahami oleh siapapun walaupun tujuannya baik.

BONANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang