Part 25

21.5K 1.2K 54
                                        

"Bundaaa..."

Ketukan pintu dari luar membuat Izel terbangun dari tidur lelapnya. Saat ia melihat jam di atas nakas samping tempat tidurnya matanya melebar.

"Astaga, kesiangan."

Saat hendak bangun, pelukan seseorang membuat Izel merutuki dirinya sendiri. Izel berusaha menyingkirkan tangan Andra yang begitu erat memeluknya.

"Bundaaa..." suara Nana dari luar yang sedari tadi memanggilnya membuat Izel langsung panik.

Setelah akhirnya bisa menyingkirkan tangan Andra, Izel merapihkan piyama tidurnya yang sedikit berantakan. Ia juga menyelimuti Andra sampai atas kepala agar Nana tak melihat keberadaaanya.

CKLEK.

"Bunda ngga papa? Dari tadi Nana panggil ngga nyautin," Nana menatap bundanya khawatir. Izel hanya tersenyum, "harusnya bunda yang tanya kamu, ngapain kamu bangun. Kan belum sembuh total. Hm?"

Izel memegang dahi Nana yang sudah tidak demam lagi. Walaupun wajahnya masih terlihat sedikit pucat dan lebam-lebamnya belum sepenuhnya hilang, setidaknya keadaan anaknya itu sudah lebih baik.

Namun tunggu, Izel melihat penampilan Nana sangat rapi, gadis itu menggunakan stelan seragam sekolahnya.

"Kak--"

"Bunda please, Nana masih pengen sekolah."

"Ngga, ganti baju kamu kak. Bunda ngga ngizinin kamu buat sekolah lagi."

"Nana janji ngga akan nakal lagi, bun. Bunda jangan marah terus dong."

"Bunda udah kenyang sama janji-janji kamu yang terus-terusan dilanggar sama kamu sendiri. Bunda ngga izinin kamu buat sekolah lagi kak."

"Tapi bun--"

"Kamu boleh pergi sekolah, sayang."

Suara Andra yang berada tepat dibelakang Izel membuat Nana terpekik kaget dengan keberadaan ayahnya serta dengan penampilan Andra yang shirtless.

"Ayah? Kok--"

"Ayah lagi kangen-kangenan sama bunda. Jadi semalem ayah nginep disini." penjelasan Andra membuat Izel langsung memelototinya horor, apalagi tangan Andra kini memegangi pinggangnya.

"Udah, sekarang kamu pergi aja ke sekolah. Atau mau ayah anterin?" tambah Andra.

"Engga! Ayah sama bunda kangen-kangenan lagi aja. Nana mau pergi bareng Fares yang udah nunggu di bawah. Bye ayah, bunda. Nana sayang kalian." ucap Nana yang langsung berlari saat Izel hendak mencegahnya.

"Lo apa-apaan sih!" Izel menghempaskan tangan Andra yang berada di pinggangnya.

"Ngga usah marah-marah, masih pagi." Andra kembali membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Sedangkan Izel tengah mencak-mencak emosi.

"Lo pulang! Ngga tau diri banget nginep disini."

"Sssttt, gue masih ngantuk." Andra memejamkan matanya namun satu geplakan Izel mendarat dipipinya.

"Pulang! Lo pengangguran banget jam segini masih males-malesan?! Ck udah sana pergi Gavandra!"

Andra mengernyitkan dahi, "duit gue udah banyak kalopun gue nganggur. Jadi lo ngga usah khawatir kalo soal nafkah."

Izel memijit pelipisnya pelan. Ia sudah jengah dengan ucapan Andra yang dari semalam selalu ngelantur.

Tak bicara lagi, Izel masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, namun sebelum mandi ia membasuh wajahnya di wastafel sambil bercermin.

BONANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang