Di part ini nanti kalian puter lagu di media di atas pas ada tulisan 'play the song🎵' oke???
Jangan lupa pake headset-nya dulu sanaaa💋 atur volume hp-nya.
Siappp??? Cekidot!
Happy reading.
🍂🍂🍂
"Kak! Hey!" Jino terus membangunkan Nana yang tertidur sambil berkeringat dingin dan menepuk pelan pipinya karena terus bergerak gelisah.
"Kantor polisi!" jerit Nana langsung berdiri dari posisi duduknya yang semula menyender pada bahu Jino.
"Apanya yang kantor polisi? Lo ngigo kriminal amat."
Deru napas Nana yang semula cepat melambat perlahan.
"Dek, tadi gue dibawa sama polisi. Kok masih disini?"
Jino berdecak, "polisi-polisi! Ngawur! Yang ada lo malah ketiduran dengerin cerita gue soal Bang Fares. Nyesel gue udah panjang lebar ngebacot lo nya malah merem. Liat situasi juga kali kak kalo mau tidur."
Nana menggaruk tengkuknya dan merasa lega karena semua itu cuma mimpi disiang bolongnya.
"Tapi serius cuma mimpi? Coba lo cubit gu--awsshh sakit setan!"
Jino kembali berdecak, "mau lo apasih?! Kesel gue lama-lama."
Nana lalu tersenyum bahagia, ternyata benar, hanya mimpi. "Tapi dek, soal lo bilang tentang Fares yang terikat janji sama bokapnya Gendis itu beneran kan? Bukan mimpi?"
"Iya, bener."
"Soal Fares yang Gendisnya punya penyakit?"
"Itu juga bener."
"Soal Fares yang udah jebol--"
"Bener, itu juga."
"Soal--"
"Semua yang gue bilang tentang bang Fares pokoknya bener! Udahlah mending lo jenguk bang Fares sana! Mungkin dia butuh lo kak, lo pernah denger kan kalo banyak kasus orang koma yang cepet sadar kalau sering diajak ngobrol?"
Nana mengangguk.
"Nah, coba itu sama lo ke Bang Fares. Siapa tau berhasil. Gue mau balik dulu, ada urusan."
Jino berjalan meninggalkan Nana yang masih diam memikirkan ucapan adiknya, namun Jino kembali mundur dan memberikan sesuatu dari saku jaketnya pada Nana.
"Ini, coba pas lo jenguk Bang Fares, lo liat isi flashdisk ini. Gue dapet dari suster yang nemuin ini disaku jaketnya dia."
Nana lalu menerimanya. Dan melihat Jino telah menjauh dari penglihatannya.
Dengan langkah ragu, Nana akhirnya sampai di depan ruang rawat Fares dan melihat Izel juga Yuna masih duduk di kursi tunggu.
"Hai sayang. Gimana? Udah baikan kamu?" tanya Yuna lembut dengan kedua matanya yang sembab bekas menangis dan dijawab anggukan oleh Nana.
"Kamu mau jenguk Fares ke dalem? Mungkin Fares seneng kalo dia tau kamu dateng jenguk dia."
Nana seketika diam, Izel lalu menghampiri Nana dan menggenggam lengannya, "kalo kamu belum ma--"
"Iya, Nana mau masuk bun, ma. Boleh?"
Izel dan Yuna menangguk senang dan mempersilahkan Nana untuk masuk.
CEKLEK.
Nana membuka pintu ruangan Fares lalu menutupnya kembali. Nana menegang saat melihat kondisi Fares yang memang tidak bisa dibilang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BONANZA [Completed]
Teen Fiction[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE] Family Series : 2nd Disarankan membaca cerita GRIZELLE terlebih dahulu. -- Bonanza Dandil Dimitri, anak sulung dari pasangan Gavandra Adilhaq Dimitri dan Grizelle Danisya Roger yang merupakan gadis pemberontak...