Part 28

19.1K 1.2K 111
                                        

"Selama ini lo sibuk ngatur gue! Tapi lo rusak hidup lo sendiri Res! Are u oke?"

Saat Nana melihat Fares yang tengah merokok tadi, ia langsung berlari ke rumah lelaki itu dan pergi menuju kamarnya, untung Yuna--mama Fares selalu membiarkan Nana datang kerumahnya kapanpun.

Fares memejamkan matanya beberapa detik, raut wajahnya sangat tenang, sesekali rahangnya mengeras karena mengumpati dirinya sendiri yang tak sadar dengan keberadaan Nana di balkon tadi karena sibuk melamun.

Fares tak mungkin mengelak, karena Nana telah melihat beberapa bungkus rokok yang telah berada di tong sampah kecil di balkonnya dan belum sempat Fares membuangnya.

Double sial!

"Jawab gue!" bentak Nana kesal, Fares kini menatap mata Nana intens lalu menjawab, "yes, i'm smoker."

Nana terkekeh, "Ini kelakuan asli lo? Brengsek!"

"Gue cuma ngerokok pas suntuk aja, Bona. I'm sure for that."

"Terserah lo, mulai sekarang ngga usah ngatur-ngatur hidup gue! Benerin aja kelakuan lo yang ternyata juga aslinya bobrok!" Nana hendak pergi keluar, namun Fares menahan tangannya, "lo marah?"

Nana hanya berdecak, "ngapain gue marah? itu urusan lo. Mau lo matipun itu urusan lo, Fares. Gue ngga peduli." Nana menghentakan tangan Fares, namun dengan gesit Fares kembali memegangnya, "maaf, gue emang ngga pernah bilang kalo selama ini gue ngerokok."

Hembusan napas kasar Nana terdengar jelas, ia menatap lekat mata Fares yang ternyata menyiratkan penyesalan, "kenapa lo ngerokok?"

"Karena gue suka," jawaban Fares membuat Nana jengah, jawaban macam apa itu? Tak berdasar sama sekali.

"Kalo gue minta lo buat berhenti?" Nana kembali bertanya, kali ini mata Fares tak sedang menatapnya, nampaknya cowok itu tengah berpikir.

"Gue ngga janji, tapi bakal gue lakuin," kalimat tersebut berhasil membuat Nana merasa lega hingga ia tak sadar kalau bibirnya telah melengkung keatas membentuk senyuman.

"Kalo lo mau cerita apapun, datang ke gue, Res. Lo ngga perlu cari pelampiasan yang ngga guna yang bisa ngerusak badan lo. Gue ngga suka," Fares mengangguk lalu mengacak singkat rambut Nana hingga membuatnya sedikit berantakan. Bagaimanapun Fares tak akan pernah bisa melihat Nana mengkhawatirkannya seperti sekarang.

"Lo darimana?" tanya Fares yang melihat penampilan Nana dari atas sampai bawah, "olahraga?" tanyanya memastikan.

"Hm, gue abis latihan basket. Buat turnamen sekolah nanti," Nana lalu duduk di kursi balkon sambil merapihkan rambutnya dengan jari-jarinya.

"Sama temen lo?"

Nana mengangguk dan kembali menjawab, "sama kak Gio juga sih," tambahnya.

"Ngapain dia ikut-ikutan?" tanya Fares yang kini terdengar sensi.

"Sebelumnya emang kak Gio ngajak gue sama Niken latihan, yaudah kita berdua setuju-setuju aja toh lumayan kan sambil diajarin juga, gitu loh."

"Kalo lo terus-terusan latihan basket sama Gio, gue keluarin lo dari list pendaftaran peserta."

Mode 'ngatur' Fares telah kembali. Cowok itu akan menggunakan cara apapun untuk membuat Nana tak bisa bebas.

"Iya, gue ngga akan latihan sama kak Gio lagi," jawab Nana yang tak ingin berdebat. Bagaimanapun keinginannya untuk ikut turnamen begitu besar, jadi ia tak mungkin membuat dirinya dikeluarkan sebelum seleksi. Gila saja!

"Good girl. Lo mandi dulu, abis itu tidur, sana."

"Nanti dulu, mager." ucap Nana yang langsung menyenderkan punggungnya di dinding.

BONANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang