"Bun, Nana mau izin main sama Jihan ya?"
Izel yang tengah menonton tv sendirian pun mengalihkan pandangannya dan melihat penampilan anak gadisnya dari atas sampai bawah.
"Ngga kependekan kak celana kamu?" tanya Izel karena melihat celana Nana yang pendeknya diatas lutut dan membuat paha mulus dan putihnya sedikit terekspos.
"Kan Nana cuma main kerumah Jihan aja bun. Oke ya?"
"Yaudah boleh, kamu sama siapa kesananya? Mau bunda anter pake mob--"
"Jangan! Biar Nana berangkat bawa mobil sendiri aja bun. Bunda dirumah aja nungguin Jino pulang."
Izel mengangguk dan tersenyum, "uang jajan kamu udah bunda transfer, jangan jajan sembarangan kak."
"Iya bun siap. Kalo gitu Nana pamit ya, Assalamualaikum," Nana menyalami tangan bundanya dan langsung menuju garasi untuk menaiki kendaraan beroda empatnya.
Setelah mobilnya keluar dari pekarangan rumah, Nana langsung menelpon seseorang.
Lo jangan macem-macem sama temen gue bangsat!
Weeehhh, santai. Temen lo masih aman selama lo nurutin gue buat dateng kesini dan ngga bawa siapapun.
Kirim alamat lo sekarang!
Bip.
Rahang Nana mengeras, ia terpaksa membohongi Izel karena tak ingin membuat bundanya khawatir. Saat dirinya baru selesai mandi sore, ia mendapat telpon dari orang asing dan ketika diangkat, ia mendengar suara Jihan yang sedang meringis kesakitan.
Sedangkan suara tawa lain mengambil alih telpon tersebut dan menyuruhnya untuk datang ke tempat yang sudah dia tentukan tanpa membawa siapapun. Kalau sampai Nana ketauan membawa orang lain, makan dia mengancam akan menghabisi Jihan tanpa ampun.
Pegangan Nana pada stir memobil mengeras, ia sudah sangat tahu siapa dalang dibalik semua ini. Injakan kakinya pada pedal gas menguat, dan laju mobilnya semakin cepat menuju tempat yang ia sudah terima alamatnya.
Nana memarkirkan mobilnya sembarangan, ia tak peduli akan hal itu. Yang ia pedulikan hanya nasib Jihan sekarang. Ia berlari ke sebuah bangunan tua yang berbentuk rumah dan berukuran tak terlalu besar namun minim pencahayaan, untung saja matahari belum terbenam sepenuhnya yang mempermudah Nana untuk melihat siatuasi sekitar dan masuk kedalam bangunan tersebut.
"Keluar lo Kevlar anjing!" teriaknya saat telah memasuki rumah tua tersebut.
Benar, Kevlar lah yang telah mengancam Nana dengan menahan Jihan.
"Whoaaa pacar gue udang dateng. Sini du--"
Bugh...
Tanpa aba-aba, Nana langsung menghajar Kevlar dengan menonjok pipi kirinya yang membuat ujung bibir Kevlar mengeluarkan sedikit darah.
"Ck, masih aja kasar sama gue," Nana melihat rahang Kevlar mengeras, namun nada bicaranya dibuat setenang mungkin.
"Dimana Jihan?! Lo apain temen gue, sialan?!"
Tanpa menjawab pertanyaan Nana, Kevlar tepuk tangan sebanyak dua kali dan dibalik tembok ada dua orang tengah membawa Jihan sedang yang menatapnya khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
BONANZA [Completed]
Genç Kurgu[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE] Family Series : 2nd Disarankan membaca cerita GRIZELLE terlebih dahulu. -- Bonanza Dandil Dimitri, anak sulung dari pasangan Gavandra Adilhaq Dimitri dan Grizelle Danisya Roger yang merupakan gadis pemberontak...