Part 9

22.7K 1.3K 52
                                        

"Bonanza?! Kamu tidak mendengar saya sedang menjelaskan materi? Malah bengong begitu!" Nana sedikit tersentak kaget dengan suara gurunya yang tengah menatapnya tajam. Saat mata pelajaran dimulai, Nana memang sudah tidak fokus.

"Em, pa maaf Bonanza lagi kurang enak badan." bukan dirinya yang menjawab, tapi Niken yang ada disebelahnya.

"Kalau begitu ngapain ikut mata pelajaran saya? Niken, kamu antar dia ke UKS!" Niken hanya mengangguk lalu menghampiri Nana yang tengah menatapnya, "ayok? Gue anter."

Nana tak menghiraukan Niken yang tengah mengulurkan tangannya, ia berdiri lalu berjalan keluar kelas dan diperhatikan oleh banyak pasang mata yang melihat kepergiannya.

"Jangan ngarep terimakasih dari gue," ucap Nana saat sadar Niken tengah mengikutinya dari belakang.

Niken yang sadar kalau Nana tengah berbicara kepadanya langsung menyengir lebar, "ngga kok. Tapi sama-sama dulu aja deh, siapa tau dalem hati lo emang berterimakasih sama gue."

Nana berdecih dan mengabaikan Niken dengan terus berjalan dilorong kelas yang sepi.

"Bonanza, UKS nya kelewat."

Nana langsung membalikan badannya dan kepalanya sedikit miring, "emang kapan gue iyain kalo gue mau ke UKS? Lo sendiri yang seenaknya bilang gitu."

Niken menggaruk kepalanya yang tak gatal, "ma--maksud gue lo kan bisa santai di dalem UKS. Lagian didalem juga ada beberapa makanan dan minum kalo lo mau."

"Gue mau main basket."

Jawaban Nana membuat Niken sedikit cengo, "ba--basket? Lo nanti bisa sakit kalo panas-panasan Bon, jam segini lagi terik-teriknya."

Nana menaikan sebelah alisnya, "bukan urusan lo. Lo balik ke kelas! Jangan ngintilin gue."

Saat Niken akan kembali membuka suara, Nana berlari pergi meninggalkannya. "Main basket? Siang-siang gini? Ngga takut item apa dia?" Niken langsung merogoh ponsel di saku seragamnya. Ia mengetikan pesan dan mengirimkannya pada seseorang, setelahnya ia kembali ke kelas.

Nana menghirup udara sebanyak banyaknya dan mengeluarkannya dengan menghela napas berat. Ia memang telah membohongi Niken saat bilang akan pergi ke lapang untuk bermain basket. Nana memutuskan untuk pergi ke rooftop sekolah yang terletak diatas gudang.

Ia duduk di kursi panjang besi yang ada disana, Nana bisa menebak kalo tempat ini jarang didatangi orang-orang karena bangku yang ia duduki pun sedikit berdebu. Di samping kursi yang tengah ia duduki, Nana melihat sebuah ruangan yang pintunya sedikit terbuka.

Ponsel Nana bergetar, ada notifikasi sebuah pesan yang langsung ia buka.

Jihan Jelek

Ada berita baru nich.

Paan tuh?

Nama sekolah lo yang sekarang SMA Pelita bukan?

Hm. Itu.

ANJIR! GILA2!

Paan nyet? Gajelas lo.

Lo masih inget ngga cowok gebetan lo pas SMP?

Banyak, kek gatau aja lo.

:) Nana tuyul, gue serius.

Wkwk, siapa? Kak Sergio?

BONANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang