"Jadi kalian mau daftar buat seleksi turnamen anak basket?" tanya Pandu selaku seksi acara pada Nana dan juga Niken yang tengah duduk dihadapannya.
Saat istirahat, Nana mengajak Niken ke ruang OSIS dan mendaftarkan diri untuk ikut seleksi turnamen. Dan ternyata, saat Nana dan Niken masuk, Fares dan anak OSIS lain sedang mengobrol santai, tapi masalahnya mereka semua cowok yang mana membuat Fares menatapnya tajam.
"Ck, salah timing gue!" gerutu Nana dalam hati.
Sebelum menjawab, Nana menatap Niken yang hanya mengangguk dan menurut saja, sedangkan dsri ekor matanya, Nana melihat Fares dan teman-temannya sedang menatap kearahnya dan juga Niken.
"Iya kak, gue sama temen gue mau daftar," jawab Nana yakin.
"Gimana nih Res?" tanya Pandu pada Fares yang tengah melipat kedua tangannya sambil duduk di kursi yang Nana yakini memang kursi jabatannya sebagai Ketua OSIS.
"Kan gue sama temen gue yang mau daftar kak, kenapa malah nanya sama Fares?" Nana sudah yakin kalo teman-teman Fares mengetahui posisinya, terlebih lagi ada Leo dan juga Lingga yang ikut masuk ke rentetan pengurus OSIS.
"Sabar atuh Nana cantik, Faresnya lagi mikir kerad tuh liat urat-urat mukanya sampe keliatan jelas," kini Leo yang melontarkan candaan untuk mencairkan suasana dan berhasil membuat yang lainnya tertawa.
"Disini lo kan kak yang seksi acaranya?" tanya Nana pada Pandu, menghiraukan candaan Leo yang menurutnya garing.
"Iya gue, kenapa?" tanya Pandu santai sambil menyesap minumannya.
"Jadi gimana? Bisa ngga gue sama temen gue daftar? Kalo ngga bisa kita balik, daripada buang-buang waktu." Nana sudah menahan kekesalannya sedari tadi, dan kali ini matanya menatap Fares, "jangan halangin gue, paham?!"
"Anjir, galak bener Res bidadari lo," Lingga bergidik ngeri melihat sorot mata Nana yang menajam, namun sedetik kemudian cewek itu mendengus.
"Jadi gini, kenapa gue tadi tanya Fares dulu. Karena dia belum ngumumin pembukaan seleksi secara resmi buat sekolahan kita. Kan Fares yang mutusin kapan dibukanya. Jadi lo sabar dulu, bisa?" ucapan Pandu barusan membuat Nana melebarkan kedua matanya. Ia melirik Niken yang meringis malu, "Na, gue juga ngga tau kalo belum dibuka pendaftarannya." Niken menjelaskan karena takut Nana salah paham dan marah.
"Yaudah berhubung gue sama Niken udah disini, jadiin kita kandidat pertama buat seleksi," permintaan Nana yang terkesan memerintah membuat Fares memutar bola matanya malas, "maksa banget sih." ucapnya yang baru bersuara.
"Udah yuk Ken, kita ke kantin. Disini ngga asik." ajak Nana yang langsung menarik lengan Niken dan membawanya keluar dari ruang OSIS.
"Gila, ngga asik ceunah Res kita." ucap Leo sambil menggelengkan kepalanya heran.
"Yaudah Ndu, pendaftaran buka aja mulai besok. Terus tiga hari lagi baru mulai seleksi tiap pemain," Pandu mengangguk sambil mengacungkan ibu jarinya nemberi tanda siap pada Fares.
"Gue cabut." Fares melangkah keluar.
"Kemana Res?" tanya Lingga yang dijawab Fares, "pacaran lah, emang lo jones." sambil melanjutkan langkahnya.
"Anjing, kampret si Fares." Lingga melihat kearah Leo dan Pandu yang menggedikan bahunya masa bodo sambil ikut melangkah keluar.
Saat sedang berjalan di koridor yang agak sepi, tangan Fares tiba-tiba digandeng oleh perempuan yang tengah tersenyum kearahnya, Gendis.
"Udah makan?" tanya Gendis tak melepaskan gandengannya. Fares tersenyum simpul sambil menggeleng, "belum, mau ngajak makan?" tanyanya pada sang pacar.

KAMU SEDANG MEMBACA
BONANZA [Completed]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE] Family Series : 2nd Disarankan membaca cerita GRIZELLE terlebih dahulu. -- Bonanza Dandil Dimitri, anak sulung dari pasangan Gavandra Adilhaq Dimitri dan Grizelle Danisya Roger yang merupakan gadis pemberontak...