"Ngapain ayah disini?" sinis Nana saat masuk kedalam rumah dan mendapati Andra yang tengah duduk berhadapan dengan Izel, kedua orangtuanya itu tengah melipat tangan mereka didepan dada seolah sedang bersitegang.
Ya, Nana baru saja pulang dari sekolah. Ia memutuskan untuk naik angkutan umum karena malas kalau harus menunggu bundanya menjemput, pasti ngaret.
Saat mendengar suara Nana, tatapan Izel dan Andra melunak.
"Masih marah sama ayah?" tanya Andra yang langsung mendapat decakan dari Nana sebagai jawaban.
"Tante yang kamu liat di resto tempo lalu itu cuma rekan kerja ayah, sayang. Ayah ngga ada hubungan apa-apa sama dia. Dan omongan tante Gin--maksudnya oma Ginan jangan dianggap serius." Andra mencoba menjelaskan walau sebenernya tak yakin kalau penjelasannya dapat membuat Nana luluh. Apalagi raut wajah Nana kali ini sedang kusut seolah menandakan bahwa mood gadis itu sedang tak baik.
"Terus kenapa nenek tua itu bilang kalo tante menor yang namanya Sella itu mau nikah sama ayah?!"
Izel sudah tau panggilan 'nenek tua' dan 'tante menor' yang Nana maksud. Karena sebelumnya Andra sudah menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi diantara dirinya dan Nana.
"Sayang, emang papanya tante Sella punya maksud dan tujuan buat jodohin ayah sama anaknya. Tapi itu sebelum dia tau kalo ayah ini duda dan udah punya anak."
"Jadi, setelah tau status ayah, papanya tante Sella minta maaf dan ngga maksa untuk itu." sambung Andra.
"Tapi nenek tua--"
"Oma Ginan kak, jangan biasain manggil orang lebih tua ngga sopan gitu," Izel memperingati Nana.
"What ever lah itu! Tapi, kenapa tante men--"
"Sella kak, tante Sella." Izel kembali memperingati.
"Stop bunda! Nana lagi marah, jangan motong terus dong!"
Izel dibuat kicep oleh intonasi ucapan Nana yang meninggi. Anaknya itu terlihat seperti monster yang siap menerkam siapa saja yang telah mengusiknya.
"Pokoknya kalo sampe ayah nikah lagi sama tante menor itu, Nana ngga mau kenal ayah lagi!"
Andra menghela napas, watak keras kepala Nana yang turunan dari Izel memang sangat sulit dikendalikan.
"Iya sayang, ayah ngga akan nikah sama siapapun, kecuali bunda kamu."
Deru napas Nana yang sedari tadi membara perlahan memelan, itu menandakan bahwa dirinya sudah mulai tenang.
"Lagian kamu kenapa sih kak? Kok marah banget gitu?" tanya Izel penuh selidik. Ia sangat tahu, kalau anak sulungnya itu bukan hanya marah pada Andra, tapi ada hal lain yang menyebabkan muka kesalnya masih terlihat jelas.
"KENAPA SEMUA KAUM NYA AYAH ITU RATA-RATA NYEBELIN SIH BUN?!" teriak Nana sambil berlalu ke kamarnya. Izel sempat menutup telinganya yang mendengung sedangkan Andra hanya meringis karena kaum-nya tiba-tiba disalahkan tanpa alasan. Kaum yang dimaksud Nana adalah kaum pria.
"Kayaknya dia lagi kesel sama seseorang," gumam Andra sambil menggaruk dagunya seolah tengah berpikir keras, "iya, kesel sama lo!" sembur Izel sarkas sambil berlalu kedapur mengjauhi Andra yang masih betah diam dirumahnya walaupun sudah diusir berulang kali.
BRAK!
Nana membanting pintu kamar mandinya setelah mencuci wajahnya.
"Apa dia bener-bener lebih milih kak Gendis?"
"Dia ngelupain kebersamaan kita dari kecil? Dasar cowok brengsek!"
"Muka datarnya bikin gue pengen sambit dia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BONANZA [Completed]
Teen Fiction[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE] Family Series : 2nd Disarankan membaca cerita GRIZELLE terlebih dahulu. -- Bonanza Dandil Dimitri, anak sulung dari pasangan Gavandra Adilhaq Dimitri dan Grizelle Danisya Roger yang merupakan gadis pemberontak...