Part 58

22.1K 1.4K 694
                                        

"Mau ngapain kamu kesini anak tok--"

"Ayah!" ucapan Andra yang melihat Fares datang kerumahnya langsung dipotong Nana dengan lirikan kesal karena tau kalau Andra akan menyebut Fares 'anak tokek' lagi.

"Kamu berangkat bareng dia?" tanya Andra sambil menunjuk wajah Fares yang langsung diangguki Nana.

"Serius kamu kak? Kepala dia aja masih dibungkus gitu."

"Ayah, itu diperban namanya."

"Ya ayah tau."

Astaga, mengapa Andra terlihat menyebalkan akhir-akhir ini dimata Nana.

"Saya mau antar Nana ke sekolah, om."

"Ngga boleh!" jawab Andra dengan galak sambil berkacak pinggang. "Kamu ini baru aja kecelakaan, berani-beraninya mau bonceng anak saya. Punya nyawa berapa kamu, hah?!"

"Banyak, buktinya saya masih hidup sekarang om."

Oh astaga, Nana tak menyangka bahwa Fares juga bisa menyebalkan ketika mengobrol dengan ayahnya.

"Bukan nyawa kamu yang banyak, tapi malaikat aja yang cancel tugasnya."

"Terserah om, yang jelas saya mau jemput pacar saya."

"Kalo kamu mau jemput pacar kamu, berarti kamu salah ala--loh, maksudnya gimana? Kalian pacaran? Iya?!"

Nana dan Fares saling melempar tatapan, "a--anu yah, Nana--"

"Om, nanti saya yang bakal ceritain semua. Sekarang bukan waktunya curhat, sekolah udah mau masuk, saya anterin anak om dulu, permisi."

Fares menarik pergelangan tangan Nana dan menyeretnya keluar gerbang. Sedangkan Andra membuka mulutnya lebar hendak meneriaki dua anak muda itu, namun urung karena Fares dan Nana telah berjalan menjauh, "anak tokek sialan! Gue ngga restuin baru nyaho!" kesalnya lalu kembali masuk sambil membanting pintu.

"Gue ngga nyangka, lo bisa berani banget sama bokap gue tadi." Nana membuka suara saat mobil Fares mulai melaju.

"Gue udah nganggap om Andra kayak bokap gue sendiri, Bona. Tanpa sepengetahuan lo, gue sering cekcok sama dia tapi bukan soal hal besar."

"Cekcok? Kapan?"

"Salah satunya pas bokap lo tau karena gue udah matahin hati anak perempuannya. Om Andra lansung ngehajar gue tanpa ampun, tapi lucunya abis itu dia juga nyuruh gue buat ngobatin luka bekas bogeman dia." Fares terkekeh pelan saat mengingat kejadian dimana Andra tersulut emosi dan tak ingin mendengar penjelasannya pada saat itu.

Nana tanpa sadar ikut tersenyum, "gue bersyukur kalo gitu. Eh, bentar. Lo kok ngga pake seragam?"

Nana baru menyadari kalau Fares sedang tak mengenakan seragam yang sama dengannya. Cowok itu hanya memakai kaos polos dan celana jeans panjang.

"Ngga mungkin gue ke sekolah dengan kepala yang masih diperban lilit gini, mama juga ngga ngizinin gue buat sekolah. Dia cuma ngizinin buat gue anterin pacar gue ke sekolah."

Nana mengangguk paham, "jadi abis nganter gue, lo pulang lagi?"

"Kalo lo minta gue nunggu sampe lo pulang juga ngga masalah, cantik."

Blush.

Astaga, Nana sering mengalami serangan jantung setelah berpacaran dengan Fares yang selalu menggodanya.

"Halah pake merah tu pipi. Ternyata urat malu lo belum putus ya?"

PLAK.

Nana memukul bahu Fares dengan kesal, "rese lo!"

BONANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang