Part 27

19.1K 1.2K 45
                                    

Nana mengatur napasnya sambil memperhatikan Gio dan Niken yang masih bermain basket di tengah lapang. Tak lama keduanya juga ikut duduk disamping kanan dan kiri Nana.

"Kak Gio hebat banget, kapan-kapan ajarin kita lagi ya?" kekeh Niken yang mulai merasa akrab dengan Gio, lebih tepatnya Gio yang memang mudah akrab dengan siapapun.

"Oke, kalo gue ngga sibuk ya?" jawabnya sambil mengerlingkan mata.

"Sok sibuk ya anda," Nana yang ikut menimpali membuat Gio dan Niken tertawa lucu.

"Lo hebat juga Ken masukin bolanya," tambah Nana yang membuat Niken mengerucutkan bibirnya, "kalo masukin bola mah kecil, tapi kan teknik mainnya gue ngga begitu paham. Kalo masukin bola sambil roll depan sah-sah aja dihitung poin mungkin gue udah jago."

"Lo main basket nyambil senam lantai juga?" Gio heran dengan kelakuan Niken yang menurutnya aneh. Bagaimana tak aneh, saat bermain basket tadi, Niken hanya fokus untuk memasukan bola nya ke ring tanpa peduli dengan teknik bermain yang benar.

"Hehe, keren kan kak?" Niken menyengir lebar, "apanya yang keren? Cara main lo rusuh kalopun bola-bolanya masuk ke ring Ken. Yang ada baku hantam pas kita tanding nanti kalo cara maen lo gitu sama tim lawan." Nana memutar bola matanya malas.

"Iya-iya, nanti gue minta ajarin lo sama kak Gio aja. Kan masih ada waktu juga," Niken masih berusaha membela diri dan tiba-tiba ponselnya berbunyi, Niken langsung mengangkat saat dering ketiga.

"Hallo ma?"

" ... "

"Iya, Niken kesitu sekarang. Tunggu ya?"

Bip.

"Sorry banget ya Na, kak Gio, gue harus pulang duluan. Mama gue udah nunggu sama mau minta anter ke pasar beli cumi katanya," ucap Niken sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil menunjuk mobil yang terparkir tak jauh dari mobil Gio berada.

"Anak baik," puji Gio setelah meneguk air di botol minumannya.

"Yaudah lo pergi aja Ken, hati-hati." Nana sedikit tersenyum pada Niken yang membuat Niken mengangkat ibu jari kanannnya, "oke bos! Yaudah gue pergi ya. Kak, jagain Bonanza, dia kalo makin sore makin sangar," teriak Niken sambil berlari menjauh dan terkikik puas.

"Sialan," umpat Nana yang membuat Gio tertawa, "dia ngga tau aja ya? Padahal gue udah kenal lo dari lama."

Nana berdehem pelan, bagaimanapun kecanggungan saat berduaan dengan Gio masih terasa.

"Gimana keadaan hati lo kak?" tanya Nana pada Gio. Gio tersenyum dan sangat mengerti maksud pertanyaan Nana.

"Hm, seenggaknya gue udah ikhlas soal kepergian Lea, dan hati gue udah pulih walaupun belum sepenuhnya,"

Lea.

Nama seorang gadis yang membuat dunia Gio hanya berporos padanya. Gadis yang membuat Gio hampir gila karena kehilangan untuk selama-lamanya saat delapan bulan lalu.

Nana memang tak begitu kenal dengan Lea, namun Nana sendiri baru tahu kalau Lea memang berstatus sebagai kekasih Gio saat gadis itu telah meninggal karena ia dan Gio sempat hilang kontak selama satu tahun. Lea meninggal karena ulah orang yang sangat Nana percayai dan tiba-tiba mengkhianatinya.

"Seenggaknya lo udah bisa move on kak," jawab Nana sambil tersenyum simpul. Senyum yang membuat Gio terpaku sepersekian detik dan kemudian membalasnya dengan senyuman yang tak kalah tulus.

"Kalo gue move on nya ke lo, gimana tuh?"

"Hah?" Nana spontan menjawab dengan raut wajah keterkejutannya yang tak bisa terbendung.

BONANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang