Part 10

24.8K 1.5K 111
                                        

Nana kini tengah berada di foodcourt salah satu mall di Jakarta sendirian sambil menyantap makanan yang ia pesan. Setelah pulang sekolah tadi, ia memang pergi dengan Fares dan Gendis namun kedua orang itu kini tengah berbelanja, lebih tepatnya Fares tengah menemani Gendis berbelanja.

Sebelumnya Nana juga diajak untuk ikut berbelanja, namun ia segera menolaknya. Nana memang tak terlalu suka menghabiskan uang dengan hal-hal yang kurang penting. Ia akan lebih senang menghabiskan uangnya untuk jajan makanan yang ia suka.

Sambil mengunyah makanannya, Nana melihat ke sekelilingnya. Suasana mall yang bisa dibilang cukup ramai membuat Nana sedikit risih karena suara bisingnya.

Sebenarnya, Nana sendiri tak begitu tertarik dengan ajakan Gendis untuk berjalan-jalan. Ia menyetujuinya karena semata-mata ingin membuat Fares tenang saat jalan bersama kekasihnya.

Selama ini yang ia tahu, Fares selalu mengawasinya. Saat bersama teman-teman maupun kekasihnya pun pengawasan Fares terhadap Nana tidak berkurang. Nana hanya ingin melihat laki-laki yang selama ini telah menjaganya juga bisa merasakan bahagia dan tenang dengan cara ia ikut kemana Fares pergi seperti saat ini.

Tiba-tiba disebrang meja yang ditempati Nana, ada seorang anak perempuan yang sedang menangis sambil merentangkan tangannya pada seorang laki-laki yang Nana bisa tebak kalau itu ayahnya. Tangis anak kecil itu semakin kencang saat melihat ayahnya berjalan menjauh, padahal sang ayah hanya pergi ke toilet.

Ibunya telah berusaha menenangkan anaknya itu, namun tangisnya tak kunjung mereda. Tak lama, Nana melihat ayah dari anak itu kembali dengan sedikit berlari dan langsung memeluk anaknya dengan menggendongnya. Ajaib! Anaknya langsung tenang bahkan tersenyum senang.

Tanpa sadar Nana ikut tersenyum melihatnya, sesenang itukah digendong seorang ayah? Saat itupula Nana menggelengkan kepalanya, berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran yang akan kembali membuat hatinya nyeri.

Ponsel Nana bergetar, ia melihat nomor tak dikenal mengiriminya sebuah pesan.

Unknown Number
082543665xxx

Death Angel's need you, ex leader.

BR, Zid.

Nana meneguk salivanya dengan susah payah, calm down Nana! Ia terus mencoba untuk menenangkan dirinya dengan kedua matanya yang terpejam.

"Kenapa lo?" Nana tersentak dengan suara Fares yang sangat dekat dan ternyata keduanya telah duduk didepan Nana sekarang. Nana segera memasukan hpnya kedalam tas.

"En--nggak. Udah selesai shopping nya?"

"Udah Na. Maaf ya lo jadi nunggu lama?"

Nana tersenyum tipis, "ngga papa kak, lagian gue juga lagi santai jadi bisa sambil ngisi perut disini."

"Lo udah makannya Bon?" kini Fareslah yang bertanya.

"Ini piring didepan lo yang udah bersih ngga keliatan tuan Fares? Masih perlu gue jelasin udah makan apa belom?" Gendis terkekeh pelan saat melihat nada bicara Nana yang langsung berubah galak.

"Yaudah, sekarang kita pulang aja ya?" ajak Fares memandang Nana dan Gendis meminta jawaban dan langsung diangguki oleh kedua cewek tersebut.

Mereka bertiga kini tengah dalam perjalanan pulang. Nana yang duduk dibelakangpun hanya diam sambil memandang jalanan dan kendaraan yang sedang berlalu lalang. Fares dan Gendis yang sedang mengobrol pun tak ia hiraukan.

BONANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang