Hari ini merupakan hari yang mencekam bagi siswa kelas XII IPS 2. Bagaimana tidak? Mereka akan melakukan presentasi mata pelajaran yang diajar oleh Bu Dono.
Mungkin kalau mata pelajaran lain, mereka tidak akan setakut ini. Tangan mereka sampai basah karena keringat dingin, mengingat Bu Dono akan langsung marah jika hasil tugas mereka tak sesuai dengan apa yang diharapkan guru itu.
"Qilla enak banget, anjir! Tau gini mending gue nggak berangkat juga," gerutu Nesya kesal sambil melihat bangku di samping Melfa yang kosong.
"Lo mau sakit hati kayak Qilla? Kalo lo mau yaudah cobain deh biar bisa bolos," seloroh Vanes cepat. Melfa hanya menggelengkan kepalanya malas.
"Selanjutnya silahkan Melfa untuk presentasi ke depan!!"
Suara Bu Dono kembali menggelegar. Baru saja Melfa ingin latihan dulu agar tidak gugup, tapi guru itu sudah lebih dulu memanggilnya untuk presentasi ke depan.
Melfa beranjak sembari membawa hasil tugasnya. Menghela nafas sebentar sebelum melangkah maju. Dilihatnya Vanes dan Nesya yang menyemangatinya, akhirnya ia memberanikan diri langsung pergi.
Brak!
"Aww!!"
Aurel beranjak dari bangkunya secara tiba-tiba saat Melfa melewatinya. Membuat Melfa menabrak dirinya sampai mereka berdua jatuh tersungkur ke lantai.
Suatu benda berbentuk pipih dan panjang terlempar begitu saja dari saku seragam Aurel. Bu Dono yang penasaran akan benda itu segera bangkit dan memungutnya.
Kedua mata Bu Dono terbelalak, lalu beliau menatap Aurel tajam. "Test pack dengan dua garis merah. Punya siapa ini, Aurel?!!" tanya Bu Dono tegas.
"S-saya, Bu," jawab Aurel terbata sambil memegang perutnya. Membuat seisi kelas terkejut, tak percaya bahwa ada teman sekelasnya yang hamil.
Melfa meneguk salivanya susah payah. Awalnya dia pikir Aurel berniat ingin membuatnya jatuh. Namun setelah melihat kejadian ini, sepertinya Aurel juga tak sengaja.
"Ikut saya ke BK!!" titah Bu Dono pada Aurel. "Presentasi dilanjutkan minggu depan. Sekarang kalian kerjakan bu--,"
Teeettttt....
Belum selesai Bu Dono menyampaikan tugasnya, bel istirahat lebih dulu berbunyi. Membebaskan siswa kelas XII IPS 2 dari tugas yang akan diberikan Bu Dono yang pastinya menggunung.
Bu Dono menghela nafas pelan. "Silahkan kalian istirahat, jangan lupa minggu depan presentasi bagi yang belum!" peringat Bu Dono. Kemudian beliau pergi dari kelas dengan Aurel yang mengekorinya.
"Ayo, Mel! Gue bantu berdiri," Vanes datang menghampiri Melfa dan membantunya untuk berdiri.
"Wah wah wah, gue nggak nyangka mantan sahabat kita hamil duluan," celetuk Nesya yang tak menyangkan Aurel melakukan hal seperti itu.
"Kalo Aurel hamil, hamilnya sama siapa?" tanya Melfa polos, membuat Vanes dan Nesya kompak menatapnya.
"Kalo gitu kita liat ke BK!" seru Vanes dan Nesya penuh semangat. Tak lupa mereka menarik tangan Melfa yang sudah pasti tidak akan bergerak jika mereka tidak bertindak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent
Teen Fiction[COMPLETED] Ini kisah milik Melfa, gadis polos dengan paras cantik bak bidadari. Dia memang imut, kecil, dan mungil, tapi daya tariknya tak perlu diragukan lagi. Bukan hanya Melfa, ini juga kisah milik Diven, cowok berdarah Indonesia-Belanda yang ny...