Jadi perempuan memang tidak selalu enak. Apalagi saat tamu bulanan datang. Rasanya mau apa-apa malas sekali. Bawaannya pengen marah-marah terus saking perihnya yang dirasakan. Hari yang seharusnya berjalan indah pun terasa suram karena sakit perut.
Seperti yang dirasakan oleh Melfa sekarang. Perutnya sangat sakit sekali, ditambah ia yang sudah tidak nyaman dengan pembalutnya dan ingin ganti sekarang juga. Padahal sekarang sedang pelajaran ekonomi dengan Bu Dono yang galaknya seperti macan betina.
"Gila lo, Mel. Muka lo udah merah gitu kayak orang ngempet pup," bisik Qilla yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Melfa. Qilla kan sahabat yang perhatian.
"Qilla jangan berisik! Gue udah nggak betah, pengen ganti sekarang tau," balas Melfa disertai dengan pelototan mata bulatnya.
Buat para kaum Hawa, pasti tahu lah ya bagaimana yang dirasakan Melfa. Sangat tidak nyaman, apalagi saat pelajaran yang gurunya galak seperti ini. Sangat mendukung untuk mengacak-acak mood Melfa.
Brak!
Bu Dono tiba-tiba memukul penggaris kayu yang ia pegang ke papan tulis dengan wajahnya yang ganas, membuat seluruh siswa kelas XI IPS 2 terlonjak kaget. Mereka semua diam, tapi dalam hati menyumpah serapahi Bu Dono pastinya.
"Melfa, Aqilla! Kalau kalian berdua tidak mau mendengarkan penjelasan saya, silahkan keluar!!" bentak Bu Dono keras.
Semua pasang mata di kelas itu melihat ke arah Melfa dan Qilla. Rupanya dua gadis itu yang telah memancing macan betina ini untuk bangun.
Melfa berdiri dari bangkunya. Lalu gadis itu maju ke depan hingga membuat teman-temannya terkejut. Ternyata seorang Melfa bisa nekat juga.
"Bu, saya izin ke toilet, ya?" ucap Melfa yang berhasil membuat semua temannya berdecak kesal. Mereka kira Melfa akan keluar kelas karena tidak mau mengikuti pelajaran Bu Dono, ternyata ia mau izin ke toilet. Dasar ratu prank!
Bu Dono mendelik kesal pada Melfa. Gadis itu meringis, bersiap-siap menerima teriakan Bu Dono. "Kamu tahu kan kalau saat pelajaran Ibu tidak ada yang boleh pergi ke toilet?" tanya Bu Dono, Melfa mengangguk kecil.
"LALU KENAPA KAMU IZIN KE TOILET?!!"
Suara Bu Dono menggema di seluruh penjuru kelas XI IPS 2. Bahkan kelas sebelah pun masih bisa mendengarnya, dan mereka tahu itu suara Bu Dono yang sedang marah. Makanya 2 kelas yang bersampingan dengan kelas XI IPS 2 sedang tertawa jahat membayangkan wajah Bu Dono yang sedang berteriak itu.
Melfa menghela nafas pelan. Sepertinya ia harus memberi pencerahan pada gurunya. Akhirnya pun ia memajukan badannya pada Bu Dono. Lalu ia berbisik, "Saya lagi dapet tamu bulanan, Bu. Saya pengen ganti karena udah nggak enak. Nanti kalau bocor terus bikin bau gimana?"
Entah jurus apa yang digunakan gadis itu sampai-sampai Bu Dono bergidik ngeri dibuatnya. Seluruh teman sekelasnya yang melihat pun membuka mulutnya lebar, tak percaya dengan yang mereka lihat sekarang.
"Ya sudah, cepat ke toilet sebelum terlambat," ucap Bu Dono. Melfa mengembangkan senyum manisnya. Lalu ia berbalik, mengedipkan sebelah mata pada teman-temannya sebagai tanda kemenangan dan berlalu meninggalkan kelas.
*****
Setiap hari harus meninggalkan beberapa jam pelajaran di kelas untuk belajar privat dengan seorang mentor. Tidak ada siswa lain selain dirinya, tidak bisa bercanda dengan temannya, dan tidak ada sesi tidur di kelas. Tentu menyebalkan bukan?
Diven sudah lelah dengan semua itu. Setiap hari 3 jam pelajaran di kelas harus ia lewatkan hanya untuk berkutat dengan rumus kimia bersama mentornya. Ya, Diven adalah siswa yang akan mengikuti OSK.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent
Novela Juvenil[COMPLETED] Ini kisah milik Melfa, gadis polos dengan paras cantik bak bidadari. Dia memang imut, kecil, dan mungil, tapi daya tariknya tak perlu diragukan lagi. Bukan hanya Melfa, ini juga kisah milik Diven, cowok berdarah Indonesia-Belanda yang ny...