CHAPTER 24

53 17 8
                                    


Jisoo-ku sayang....

Eomma penasaran dengan wajahmu saat kau membaca surat ini, pasti saat ini kau sangat cantik dan manis. Eomma benar-benar ingin melihatnya. Tapi, sepertinya saat itu tak sempat eomma melakukannya, eomma hanya bisa melihatnya dari jauh, wajah putri kebanggan eomma sampai kapanpun.

Maafkan eomma yang tak bisa melakukan apapun untukmu selama ini selain menyusahkanmu dan membuatmu menderita. Eomma tak menyesalinya, telah menikah dengan ayahmu dan memilikimu. Karena eomma tahu, jika eomma tak menikah dengan ayahmu, maka kau tak ada dan eomma tak ingin membayangkan hal itu.

Tapi entah mengapa, hanya kenangan buruk yang terjadi dalam hidup kita, sebisa mungkin eomma ingin membuat kenangan indah walau sebentar, namun mengapa selalu kenangan buruk yang terjadi? Maafkan eomma nak.

Eomma tahu terlalu dini untuk mengucapkan perpisahan secara nyata, eomma bahkan sudah menyuruhmu untuk jangan terlalu memaksakan diri tentang biaya rumah sakit. Seharusnya kau gunakan untuk dirimu sendiri karena eomma tahu waktu eomma tak akan banyak lagi. Eomma benar-benar merasa bersalah padamu. Tapi, jika eomma tak melakukannya sekarang, lalu kapan lagi?

Lalu ... tentang ayahmu, kenangan buruk itu benar-benar mengerikan. Bahkan hanya mengingat namanya saja eomma masih merasa sakit hati. Dia, yang tak pernah sekalipun menjawab telepon eomma padahal nomornya masih aktif, entah ia melakukannya dengan sengaja atau tidak. Tapi Jisoo-ya, berjanjilah pada eomma untuk tidak pernah mencari orang itu. Eomma hanya ingin kau bahagia, jalani hidupmu dengan semestinya dan lupakan dia sekalipun eomma sudah pergi.

Dia, bukan lagi bagian dari hidup kita. Dia adalah orang asing yang tak perlu dipikirkan. Kau mau berjanj kan nak?

Sebenarnya, banyak yang ingin eomma katakana padamu, tapi tangan eomma sudah tak kuat untuk menulis lebih lama lagi. Sampaikan terimakasih eomma pada Dokter Park, Perawat Oh dan Jennie yang sudah merawat eomma dengan baik. Dan terimakasih padamu nak, yang sudah membuat eomma hidup sedikit lebih lama.

Eomma mencintaimu sayang.

Uri Jichu

Mustahil jika Jisoo tak mengeluarkan airmatanya. Sepanjang matanya membaca setiap kata yang tertulis, sepanjang itulah sungai airmata terbentuk di wajahnya. Meski dengan sesenggukan yang membuatnya tak fokus, namun ia masih bisa menangkap setiap apa yang ibunya sampaikan. Surat yang sangat berarti untuknya, salam perpisahan dari cintanya. Ibunya adalah yang terbaik.

Jisoo segera menyeka airmatanya dan beralih pada kotak berisi barang-barang milik ibunya. Ada buku harian yang belum pernah digunakan, ponsel milik ibunya dan beberapa barang lain yang selama ini di gunakan ibunya.

"Bahkan laki-laki itu tidak datang ke pemakaman eomma," gumamnya. Ia menghela nafas panjang. Rumah ini benar-benar sepi sekarang. Tidak akan ada lagi harapan ibunya pulang dan menemaninya di rumah. Memasak bersama atau melakukan sesuatu hal bersama seperti dulu lagi. Meski begitu, ia merasa jika ibunya kini ada di dekatnya, entah disebelah mana.

"Apa sekarang eomma bahagia? Ya, seharusnya eomma benar-benar bahagia karena tidak ada lagi rasa sakit yang harus eomma rasakan. Jangan khawatirkan aku dan suatu saat nanti, aku akan membalas apa yang sudah laki-laki itu lakukan kepada eomma, aku janji."

$$$$

"Hyung, bagaimana jika kita mulai berbicara dengan beberapa agensi untuk kerjasama tentang lagu kita? Aku sudah mencoba mengirim email kepada mereka namun belum mendapat balasan," ujar Chanwoo yang duduk di meja kerjanya, tentu saja dengan earphone yang terus melekat di telinganya sepanjang hari. Game adalah segalanya bagi Chanwoo.

JUMP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang