"Maaf, tapi aku tak bisa mempertahankanmu lagi."
Seketika, suasana di ruangan Sajangnim terasa mencekam. Hanya ada mereka berdua dan detik jam yang terasa sangat keras. Kekhawatiran yang Hanbin rasakan selama ini akhirnya terjadi.
"Apa tak ada cara untuk anda mempertahankannya?"
Bahkan jika ada seribu satu cara, akan Hanbin lakukan untuk menyelamatkan karirnya yang sudah ia bangun dengan segenap perjuangan dan pengorbanan. Sudah sejauh ini, tidak mungkin jika ia harus merelakannya begitu saja.
"Menurutmu? Apa yang akan kau lakukan? Beritahu aku jika kau punya solusi yang tepat," begitu kata Sajangnim yang kini mengambil cerutunya. Masih dengan tatapan yang tertuju pada Hanbin.
"Jika aku jadi kau, sudah dari awal aku tak akan melakukannya. Kau tahu? Kenapa selama ini aku masih mempertahankan kalian?" kepulan asap itu keluar dengan pekat dari mulutnya, manik kelam itu menatap Hanbin dengan tajam meski bibirnya tersenyum.
"Karena Yerin adalah cucu dari pemilik saham terbesar disini. Dan kau tahu apa yang akan terjadi jika aku mengeluarkan cucu pemegang saham terbesar hanya karena skandal itu? Pikirkan baik-baik Kim Hanbin, kau yang harus memutuskan, dan aku sudah memberimu kesempatan," tak banyak pembicaraan setelah ini karena Sajangnim lekas meninggalkan ruangan. Dan hanya tersisa Hanbin yang terdiam dengan berbagai pikiran yang saling bertabrakan.
Tidak. Sajangnim tidak memberinya pilihan. Itu sebuah keputusan.
Tiga orang laki-laki yang duduk mengelilingi meja bulat dengan ketegangan masing-masing. Satu diantara mereka tengah sibuk membaca setiap artikel yang muncul baru-baru ini dan dua lainnya menatapnya dengan tidak nyaman.
"Begitulah...." hanya itu kata yang keluar dari mulut Hanbin, membuat dua orang di depannya menatapnya tak percaya. Terlebih Seungri yang terlihat seperti tengah menahan amarahnya. Terlihat dari tangannya yang mengepal di atas meja.
"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Seungri menginginkan jawaban dari Hanbin.
Namun sepertinya ia tak akan segera mendapat jawaban itu karena Hanbin tak kunjung membuka suaranya, hanya menatap kosong meja bulat itu, membayangkan sesuatu ada disana, namun ia tak tahu apa itu.
Seungri menghela nafas panjang, "Bagaimana bisa seseorang melakukan hal seperti ini? Memangnya apa salahnya menjalin sebuah hubungan? Bahkan mereka juga manusia biasa. Begitu juga dengan kau. Kau hanya seorang laki-laki yang ingin merasakan jatuh cinta. Apa itu sangat salah? Bahkan jika kau berpelukan dengan ibumu, mereka tak akan berkomentar," begitu panjang apa yang Seungri ucapkan. Membuat Chanwoo menatapnya dengan jengah.
"Itu situasi yang sangat berbeda Hyung. Kau sudah sangat paham bagaimana seorang publik figur. Semua yang berkaitan denganmu akan disorot dan mendapat perhatian. Kau harus pintar-pintar menyembunyikan hubunganmu atau semuanya akan selesai saat itu juga. Tapi tunggu-!" Chanwoo menatap Hanbin dengan sebelah alis terangkat.
"Bukankah kalian sudah mengakhiri hubungan kalian setahun yang lalu? Saat skandal itu sedang memuncak?"
Tak ada jawaban. Kini semua mata tertuju pada satu orang yang masih menundukkan kepalanya, sebelum pekikan Chanwoo menggema di seluruh studio. Beruntung ruangan itu kedap udara, jadi mereka tak perlu khawatir akan mengganggu orang-orang yang berada di luar.
"Kim Hanbin-! jangan bilang k-kkau-!" Seungri tercekat. Jika apa yang ia pikirkan benar, maka ini akan sangat mengejutkan.
Dengan cepat Hanbin bangkit dari kursinya dan meninggalkan studio.

KAMU SEDANG MEMBACA
JUMP (Completed)
FanfictionKetulusan hati yang dipermainkan membuat mereka tak percaya lagi pada apapun yang tak bisa mereka lihat dengan pasti. - Jisoo dan permasalahan hidupnya, ia harus melakukan banyak hal untuk tetap bertahan dan mewujudkan impiannya menjadi seorang pen...