CHAPTER 56

30 10 2
                                    


~Percikan api yang menyebabkan kobaran yang lebih besar ketika bahan bakar itu sudah tercecer kemana-mana untuk menciptakan lahan yang siap di lahap oleh api kemarahan. Siapapun akan tersulut emosinya jika ini menyangkut tentang orang-orang yang mereka cintai.~

-Jisoo-

Podcast #2

[Saat angin lembut mulai membelai kelopak yang rapuh, perasaan berdesir mulai menggerayangi seluruh tubuhku. Merindukanmu ... apa sesakit ini?]

Kau tahu bagaimana rindu ini begitu menyiksa? Ketika kau merasa hampa dengan dunia, merasa sedih karena kekosongan dan merasa menderita karena sendirian. Rindu begitu menyakitkan bukan? I miss you so bad.

Suara Jisoo terdengar begitu jernih sebelum lagu I Miss You So Bad mengalun dengan apik di seluruh penjuru studio. Senyum puas dua orang yang kini duduk di depan layar komputer melakukan high five untuk hasil kerja mereka. Adalah Bobby dan Chanwoo yang saling berbagi kegembiraan dan popcorn jumbo yang ada di hadapan mereka. Bukan sedang menonton bioskop, namun mendengarkan lagu sambil menikmati popcorn seperti ini tidak buruk juga.

Sedikit lagi sebelum menuju D-day debut yang sebentar lagi. Hari ini Bobby dan Chanwoo memeriksa seluruh track list album sekali lagi dan sempurna! Semuanya seperti yang mereka inginkan, ditambah dengan selingan podcast yang mengundang rasa penasaran orang-orang tentang lagu yang akan diputar selanjutnya. Tak hanya itu, ada sedikit obrolan ringan untuk penyegaran. Suara mereka yang jernih itu cukup menghibur.

Chanwoo menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan menghela napas, diikuti Bobby yang mengambil segenggam popcorn dan memakannya.

"Ngomong-ngomong, di mana Hanbin Hyung? Kenapa dia belum datang?" tanya Chanwoo. Ia sudah menghubungi Hanbin sebelumnya, namun tak mendapat jawaban dari laki-laki itu, pesanpun tak ia respon sama sekali.

Bobby tidak terlalu menanggapi karena tak ada hal penting yang benar-benar ingin mereka bahas. Sebaliknya, hari ini bisa dijadikan waktu istirahat dan memperbaiki stamina sebelun tanggal debut itu semakin menekan mereka.

Chanwoo menghela napas panjang, "Aku sangat menunggu saat itu tiba, tapi aku juga takut dalam waktu bersamaan. Seolah ada sesuatu yang tak bisa kujelaskan dengan pasti, apa itu?"

"Yak! Kau cenayang?" Pertanyaan Bobby sukses membuat Chanwoo mengerutkan kedua alisnya. "Apa maksudmu?"

"Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja, kita hanya perlu melakukannya sampai akhir. Bagaimana kalau kita pesan makanan? Hyung baru saja mengirim pesan padaku," ujar Bobby. Managernya baru saja merekomendasikan restoran baru yang ia temukan.

$$$$

Klang!

"Selamat datang~"

"Kau mau beli yang mana?"

"Aku stroberi."

"Oke, kalau begitu aku yang pisang! Unnie! Apa kau masih punya Cheese Kimbab? Kami mau dua, dihangatkan sekalian ya?" seru seorang siswi berambut ikal yang di ikat ekor kuda, terlihat ia sibuk dengan susu stroberi dan susu pisang di tangannya, sedangkan tangan yang lain sibuk mengambil sosis dan cemilan lain kesukaannya. Lalu, temannya juga sibuk melihat-lihat masker yang baru tiba hari ini.

"Kenapa aku tidak menemukan masker yang biasanya ya? Unnie, apa maskernya sudah habis?" tanya siswi yang satunya.

Namun mereka segera tersadar ketika tak mendapati respon berarti dari petugas kasir yang sedang bekerja. Ini tidak seperti biasanya, pikir keduanya.

JUMP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang