CHAPTER 16

69 21 8
                                    


Tririring!! Tririring!! Tririring!!

Dering ponsel itu memekakkan telinga di pagi hari. Ini terlalu dini untuk sebuah panggilan normal karena jam masih menunjukkan pukul 03.00 pagi dan tidur nyenyak itu harus terganggu dengan bunyi yang ia benci mulai saat ini.

Dengan malas tangan berotot itu muncul dari gulungan selimut dan mengangkat telepon terkutuk itu.

"Halo~" ia menjawabnya dengan mata yang masih tertutup.

"Aku tidak bisa tidur," suara dari seberang benar-benar membuatnya menggeram. Si pengganggu tidurnya.

"Kenapa kau tak bisa tidur? Ini masih jam ... 03.00 Hyung," perlahan ia menyibak selimutnya dan menampakkan wajah kusutnya. Sesekali ia menguap dan hendak terlelap lagi, namun panggilan di seberang membuatnya kembali setengah terjaga.

"Hanbin-ah, aku baru saja mendapat sesuatu yang sangat mengejutkan," ujar Seungri.

Hanbin berharap Seungri mendapat lotre yang akan membuatnya senang dan ia bisa tidur dengan nyenyak lalu membiarkannya melanjutkan tidurnya. Belakangan ini ia menjalani hari yang berat dan tak memiliki cukup waktu untuk tidur.

"Kang Seungyoon," namun nama itu membuatnya tak bisa memejamkan matanya lagi. Ia sepenuhnya terjaga saat ini. Menunggu Seungri melanjutkan ucapannya.

"Sajangnim memecatmu bukan karena skandal kau dan Yerin yang merugikan perusahaan, tapi ia ingin memasukkan Seungyoon untuk menjadi produser utama dan Yerin sebagai penyanyi Solo yang sebentar lagi akan debut-dengan lagumu,"

Jadi, ini yang dia maksud waktu itu?

"Kau tahu artinya? Seseorang baru saja melengserkanmu, dengan alibi skandal yang bahkan sudah tidak ada kaitannya karena itu satu tahun yang lalu. Pantas ini terasa janggal."

Hanbin masih diam. "Hei! Kau mendengarku tidak? apa kau tertidur?" bahkan panggilan Seungri tidak ia gubris.

"Ah, sudahlah. Kau memang tak bisa diandalkan di jam segini. Jika kau mendengar apa yang baru saja aku katakan, maka kau beruntung!"

Tut! Sambungan telepon itu seketika terputus. Meninggalkan Hanbin yang hanya bisa menghela napas panjang. Merenungkan apa yang baru saja ia dengar dan yang selama ini terjadi. Kejadian demi kejadian yang terjadi belakangan ini yang semakin jelas arahnya.

Dan percuma saja jika ia mempertahankan posisinya saat ini. Karirnya sebagai BI baru saja benar-benar berakhir. Membersihkan namanya karena skandal hanya akan membuang-buang waktu.

"Ini sangat lucu," ia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kulkasnya, mengambil air minum. Pukul tiga lebih sepuluh menit, ia memikirkan banyak hal.

$$$$

Dan hal yang sama terjadi pada Bobby yang tak bisa memejamkan matanya semalaman. Duduk bersandar di balkon kamarnya dan menatap bintang yang hanya muncul beberapa. Hawa dingin yang menusuk tulang seolah tak dirasakan oleh Bobby, ia tetap terdiam pada posisinya hingga helaan nafas itu keluar dari mulutnya dengan uap yang mengepul pekat. Musim gugur akan tiba sebentar lagi.

Percakapan dengan Seungyoon kemarin tiba-tiba terlintas di benaknya.

Flashback

Setelah ia bertemu dengan Zico, Bobby tak langsung pergi. Melainkan menunggu seseorang yang mungkin saja akan datang dalam beberapa menit dan-Bingo! Ia baru saja tiba dengan wajah bersinarnya, apalagi setelah memberikan rayuan manis kepada petugas cafetaria yang wajahnya cukup imuta.

JUMP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang