CHAPTER 37

50 15 3
                                    

"Kau di mana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau di mana?"

Jennie mengedarkan pandangannya ke sekitar, "Di tepi jalan, kau bilang apartemenmu ada di lantai 15, jadi kau tidak bisa melihatku?" tanya Jennie yang terdengar sedikit kesal dengan pertanyaan Bobby. Perempuan itu bahkan mendongak dan menghitung lantai apartemen hingga angka ke lima belas namun tidak mendapati penampakan Bobby sama sekali.

Terdengar kekehan diseberang telepon dan laki-laki itu membuka jendela apartemennya sambil melambaikan tangan. Tak lupa juga gigi kelinci yang menjadi andalannya.

"Menyebalkan, harusnya kau menungguku di bawah," ujar Jennie sebelum menutup teleponnya dan berjalan menuju lobi. Tut.

"Dia menutup teleponnya begitu saja," ujar Bobby sedikit kecewa.

Jadi, mereka telah memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama hari ini. Entah apa yang terjadi sampai seorang Jennie menerima ajakan Bobby untuk pergi ke apartemennya. Bukankah itu sangat mencurigakan?

Dan perempuan itu kini sudah sampai di lantai yang Bobby tinggali. Apartemen yang sebentar lagi akan ia masuki dan tangannya tertahan untuk menekan bel. Jennie terlihat sedikit bimbang. Apakah ia harus masuk? Tidak! Bukan itu. Apakah ia harus datang ke sini?

Drrtt ... drrttt ...

Ponsel Bobby kembali bergetar dan Jennie yang meneleponnya.

"Ada apa? Kau tidak langsung masuk-"

"Tetap di sana! Jangan bergerak satu langkahpun." Jennie memotong ucapan Bobby.

Tentu saja Bobby mematuhinya meskipun ia juga penasaran mengapa Jennie berbicara seperti itu.

"Kenapa aku harus datang ke sini?" tanya Jennie.

"Bukankah kau sudah setuju tadi? Kau tidak mau jika kita melakukannya di luar, jadi aku memuntamu untuk ke apartemenku. Kenapa sekarang kau menanyakannya lagi? Apa yang kau pikirkan?"

Tak ada jawaban, Jennie terdiam di sana. Apa yang ia pikirkan sebenarnya? Bagaimana bisa ia berada di sini? Bagaimana jika ada orang yang tahu?

"Kau tidak memikirkan hal yang aneh-aneh 'kan?" Pertanyaan Bobby benar-benar tak terduga.

"Apa maksudmu?!"

"Kalau begitu masuklah, aku bahkan sudah memberitahumu kata sandinya, aku tidak akan bergerak sampai kau yang menyuruhnya, jadi cepat masuk sebelum aku berubah pikiran dan kau tak akan pernah menduga apa yang akan aku lakukan," ujar Bobby yang sukses membuat Jennie sedikit merinding ketika mendengarnya.

Laki-laki itu benar-benar menakutkan jika seperti ini. Ada satu penyesalan yang ia rasakan saat ini. Kenapa ia harus menyetujui ajakan Bobby untuk datang ke apartemennya?

"Akh! Sial! Aku tak bisa lari sekarang!" Jennie merutuki dirinya sendiri. Bisa saja ia lari saat ini, tapi ia pasti akan mendapat lebih banyak masalah jika ia melakukannya.

JUMP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang