"Kau yakin ini tempatnya Hyung?"
"Eoh! Aku sudah memastikannya sebelumnya! Kau tidak percaya padaku?" nada suaranya terdengar tidak mengenakkan di telinga Bobby.
Hari ini, seorang Bobby berdiri di sebuah bangunan semi permanen yang membuatnya mengernyit tak percaya. Bahkan ia merasa jika managernya sedang mengerjainya. Bagaimana bisa tempat seperti ini terdapat seorang penulis dan produser sekelas BI? Apa itu masuk akal? Dan selama perjalanannya kemari, ia sama sekali percaya. Rencana untuk mengomeli managernya habis-habisan sudah ia pastikan matang-matang sepulang dari tempat ini.
Namun sepertinya rencana itu harus ia kubur dalam-dalam saat ia melihat seseorang keluar dari taksi dan berjalan dengan santai memasuki bangunan itu yang berada di lantai dua.
"Mungkinkah....?"
"Sudah dulu, aku ada urusan mendesak," managernya hendak menutup telepon namun Bobby mencegahnya.
"Memang apa yang kau lakukan saat ini? Membiarkan artismu mengurusnya sendiria? Apa kau benar-benar managerku?"
"Kau ini berlagak seperti hanya kau yang dirugikan saja." bahkan managernya dengan santainya membalas pertanyaannya. Benar-benar.
Dan sekarang tak ada pilihan lain lagi selain memasuki bangunan itu untuk memastikannya dengan benar.
$$$$
Dan di sinilah Bobby berada. Dengan mulutnya yang terbuka dan pandangan tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Kesibukan tiga orang dengan pekerjaan mereka masing-masing. Satu laki-laki dengan kantung matanya yang menghitam tengah membaca beberapa dokumen sambil bertelepon. Lalu, seorang laki-laki yang sedang sibuk dengan computer game-nya dan seseorang lagi yang sibuk di depan layar monitor dengan semua peralatan recording. Melihat bagaimana meraka bekerja, sudah dipastikan jika pengamatan terakhir Bobby adalah laki-laki itu Hanbin.
"Kim Hanbin-ssi?" tanyanya sontak membuat ketiga laki-laki itu menghentikan aktivitas mereka dan menoleh ke sumber suara.
"Bagaimana bisa kau tahu studio kami?" tanya Seungri tak percaya. Bahkan mereka belum memulai bisnis mereka, namun sudah ada yang mencari mereka.
"Ah, itu...." bahkan Bobby pun tak tahu bagaimana managernya bisa menemukan tempat terpencil ini. "Managerku yang memberitahu tempat ini, Kim Yong Shin," jawab Bobby dan ekspresi Seungri langsung berubah.
"Hah!! Yong Shin? Dia managermu? Wah!! Daebak! Bagaimana bisa dia berakhir menjadi manager artis?"
Apakah ada satu hubungan tak kasat mata diantara mereka? Sungguh koneksi manager Bobby benar-benar tidak bisa dipercaya.
"Aku juga tidak tahu, tiba-tiba dia menawarkan diri untuk menjadi managerku dan entah bagaimana kau bisa menerimanya semudah itu," jawaban jujur Bobby. Ia bukan tipe orang yang mudah berbohong atau hanya akan berakhir sia-sia jika ia nekat melakukannya. Jadi mengutarakan yang sebenarnya adalah pilihan tepat untuknya, maka dari itu, ia membutuhkan seorang seperti managernya saat ini untuk mengontrol dirinya yang berjiwa bebas.
"Tapi ... bagaimana bisa kau kenal dengan Yong Shin Hyung?" satu pertanyaan yang sangat bagus.
"Ah ... itu ... jadi, hmmm ... bagaimana kalau kita bahas dulu kenapa alasanmu ke sini?"
Semua orang terdiam. Itu pertanyaan yang seharusnya sudah ia jawab dari awal.
$$$$
Keramaian cafetaria saat makan siang memanglah sebuah pemandangan yang berbeda. Mereka bisa melepaskan sejenak tekanan dalam pekerjaan dalam kudapan atau hidangan menggugah selera tepat saat suara perut itu terus meraung dan merengek untuk diisi. Sambil membicarakan berita pagi atau apapun yang mereka dapatkan di pagi hari. Mengupasnya sedemikain rupa dan melemparkannya tepat pada objek yang sudah mereka targetkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUMP (Completed)
FanfictionKetulusan hati yang dipermainkan membuat mereka tak percaya lagi pada apapun yang tak bisa mereka lihat dengan pasti. - Jisoo dan permasalahan hidupnya, ia harus melakukan banyak hal untuk tetap bertahan dan mewujudkan impiannya menjadi seorang pen...