CHAPTER 4

96 28 1
                                    


~Kau akan terlihat buruk jika kau tak melakukan apa-apa, kebanyakan dari mereka hanya memandangmu dari depan, bukan dari belakang. Mereka tak tahu bagaimana perjuanganmu untuk bisa bertahan selama ini. Hanya sebagai tontonan yang layak untuk dikomentari. Jadi kau hanya perlu melakukan hal yang serupa, tanpa berpikir lebih jauh tentang bagian belakang mereka. Lakukan apa yang sama dengan yang mereka lakukan, namun kau memiliki satu kelebihan untuk melihat bagaimana mereka melihatmu.~

~Jisoo~

Ini sudah tempat keempat yang ia datangi dan tak ada yang mau menerimanya kerja part time, dengan alasan yang berbeda-beda dan yang terakhir cukup konyol.

'Aku hanya menerima mereka yang lahir di bulan Januari,' Toeng!!!

Lalu apa hubungannya? Keberuntungan seseorang yang lahir di bulan Januari? Tahun baru hanya sekali. Lalu, bagaimana jika ia lahir di bulan Februari? Mungkinkah yang kelima ini persyaratannya adalah harus lahir di tanggal satu?

"Maaf, tapi kami sudah kelebihan pekerja part time, jika saja kau datang kemarin, mungkin kau masih memiliki kesempatan untuk bergabung di tempat terakhir,"

Dan penolakan di tempat kelima adalah yang paling realistis , setidaknya ia bisa meneriamanya, meskipun ia cukup menyayangkan hal itu. Jisoo mengangguk paham, ia harus mencari tempat lagi.

"Terimaasih atas waktunya," dengan lesu, ia membalikkan badannya dan-

"Oh? Kau? Em....."

"Jisoo," ia tahu orang itu akan menanyakan namanya, wajar jika ia masih melupakannya, baru kemarin mereka bertemu, meskipun ia sudah dengan lancang menerobos masuk ke rumahnya untuk menumpang makan.

"Maaf, aku masih belum ingat namamu," jawab Hanbin. Ini sangat kebetulan ketika mereka bertemu di mini market ini.

"Tidak perlu meminta maaf, aku yang harusnya mengatakan itu padamu. Namaku Jisoo," ia memperkenalkan diri mereka. Dengan semangkuk ramen yang masih dalam proses pemasakan, keduanya menunggu sembari meminum susu pisang yang Hanbin belikan.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?" Hanbin memulai pertanyaannya. Dilihat dari penampilan Jisoo saat ini, apakah mungkin jika Ia hanya berjalan-jalan sejauh ini dari rumahnya?

"Ah ... aku ... hanya sedang berjalan-jalan," jawabannya persis seperti yang Hanbin pikirkan. Tidak mungkin Jisoo mengatakan yang sebenarnya jika ia sedang mencari pekerjaan. Itu hanya akan terlihat menyedihkan. Ia menatap cup ramen itu tanpa berkedip, mencoba menebak apakah kabut asap itu bisa ia tangkap? Oh, ini pemikiran yang gila dari seorang Kim Jisoo.

Hanbin hanya mengangguk, ia tak ingin banyak ikut campur dengan urusan orang lain. Ia pun ikut mengambil cup ramen miliknya dan mulai memakannya. Di cuaca dingin seperti ini, kuah yang hangat itu benar-benar menghangatkan tubuh mereka. Keduanya larut dalam keheningan hingga ramen milik mereka habis dan tak tahu apa yang akan mereka obrolkan saat ini.

"Kau sendiri, sedang apa disini?" kini giliran Jisoo yang menanyakannya pada Hanbin.

"Ah, aku ... Aku baru saja menemui seseorang, begitulah," jawab Hanbin. Ya, pertanyaan sudah cukup sampai di sana, Jisoo tak tahu lagi harus membuka topic pembicaraan apa lagi.

Jisoo memeriksa ponselnya, sudah pukul 10.00 malam dan ia masih tak tahu apa yang akan ia lakukan saat ini. memikirkan bagaimana kehidupannya besok tanpa pekerjaan membuatnya merasa mual.

"Kau baik-baik saja?" pertanyaan itu kembali dilayangkan oleh Hanbin. Hari ini, Jisoo tak terlihat baik-baik saja. Berbeda sekali saat kali pertama ia bertemu dengan Jisoo dan saat sarapan bersama.

JUMP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang