CHAPTER 52

53 14 11
                                    


Dua hari kemudian~

Akhirnya hari ini tiba, proses penggarapan MV sudah mulai dipersiapkan. Semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Beberapa staff yang tengah berdiskusi bersama dengan Hanbin dan Seungri. Sementara Bobby juga tengah berbincang dengan beberapa staff lain –berdiskusi tentang konsep yang akan mereka gunakan nanti.

Lalu Jennie? Perempuan itu juga tak bersantai ria di ruang tunggu. Sembari dirias dengan baik, tampak ia cukup gugup saat ini. Kali pertama ia kaan tampil di depan kamera dan banyak orang yang menyaksikan, meskipun bukan panggung yang sebenarnya, namun tetap saja ia merasa gugup. Keringat dingin membasahi telapak tangannya hingga membuat make up artisnya mengernyit heran.

"Kau terlihat gugup sekali Jennie-ssi?" tanya penata rias berambut bubble gum itu.

"Ah, maaf, aku berusaha untuk tidak gugup, tapi aku tak bisa menyembunyikannya," jawab Jennie. Semakin ia memikirkan tentang bagaimana syuting nanti, semakin ia merasa gugup dan semua ingatannya hilang.

"Tenang saja, kau bisa mengatasinya. Jangan pikirkan apapun dan siapapun selain dirimu sendiri yang ada di sana. Anggap tak ada siapapun di sana. Jika kau tak berhasil lagi ... bagaimana dengan susu pisang yang nikmat ini?" ia menyodorkan satu botol susu pisang yang berhasil membuat Jennie sedikit rileks.

"Bagaimana bisa anda membuatku tenang dalam beberapa detik?" tanya Jennie kepada make up artistnya.

Perempuan pemilik rambut bubble gum dengan ID card bernama Jessi itu tersenyum, "Susu pisang tidak pernah mengecewakan dalam hal menenangkan perasaan. Aku sudah melakukannya berkali-kali setiap aku merasa gugup, jadi resep dariku ini adalah yang terbaik. Aku hanya membagikannya padamu."

Jennie tersenyum, ia beruntung bisa dipertemukan dengan Jessi. Tanpa mereka sadari, seseorang sudah berdiri diambang pintu dengan buket besar bunga dalam pelukannya hingga menutupi sebagian wajahnya. Ia mengetuk beberapa kali hingga kedua orang itu mengalihkan atensi mereka dan mendapati Jisoo berdiri di sana.

"Jisoo?" tanya Jennie untuk memastikan ia tak salah memanggil orang.

"Selamat untuk debutmu Jendeuk!!" seru Jisoo sembari memberikan buket bunga itu kepada Jennie. Jessi yang melihat interaksi keduanya tersenyum. Membiarkan mereka berbincang sementara ia merapikan alat make up yang baru saja digunakan.

"Semua orang terlihat sibuk, kalian belum mulai syutingnya?" tanya Jisoo, hari ini outfit-nya cukum untuk dikatakan 'feminim'. Siapa yang akan menyangka hari ini Jisoo memakai rok? Meski atasannya tetap memakai kaus dan ia

Jennie memeriksa arlojinya sejenak. "Sebentar lagi," jawab Jennie. "Oh iya, bagaimana bisa kau tahu lokasi syuting kami?" sambungnya. Bahkan beberapa hari ini Jennie tidak menghubungi Jisoo karena persiapannya untuk hari ini. Mungkinkah Hanbin yang memberitahunya?

"Aku? Chanwoo yang memberitahuku," jawab Jisoo. Chawoo? Pikir Jennie dengan sebelah alisnya terangkat tinggi.

"Sepertinya kalian cukup dekat?" tanya Jennie, sedikit kecewa sebenarnya karena bukan nama Hanbin yang Jisoo sebut. Mereka ... baik-baik saja 'kan?

"Aaa, akhir-akhir ini dia menghubungiku untuk membicarakan tentang podcast," jawab Jisoo.

"Podcast?"

"Hm! Jangan bilang kau belum tahu! Tampar saja Bobby jika belum memberitahumu," jawab Jisoo. Sepertinya ada yang aneh dengan semua orang, kenapa mereka saling tidak terbuka begini? Padahal podcast itu sangat berkaitan dengan album debut Jennie. Jisoo harus mencari tahu hal ini atau rasa penasarannya membuatnya gila.

JUMP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang