~Perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya, begitu nano-nano. Seasin garam ketika aku merasa mereka begitu menyebalkan. Semanis gula tatkala aku merasakan suasana hati yang begitu menyenangkan, apapun yang dia lakukan selalu membuatku tersenyum dan tertawa. Begitu pahit saat aku merasakan hidup begitu menyedihkan, bahkan untuk merasakan seteguk air saja rasanya begitu menyesakkan. Benar-benar asam dan kecut saat apa yang aku harapkan setelah aku melakukannya begitu keras tak ada harga dirinya. Aku benar-benar kacau! Rasanya ... ingin terjun saja, mungkin ... dengan begini bisa lebih menenangkan. Tapi, ternyata itu adalah hal bodoh yang pernah aku pikirkan.~
-Jisoo-
~Mengandalkan perasaan murni dari hatiku yang tak kupikirkan kedepannya, mengutamakan egoku dibanding logisku, pada akhirnya membawaku ke dalam jurang kebutaan dan aku tak bisa menemukan titik terang. Hatiku yang malang, kenapa kau terlalu rapuh untuk perasaan yang sesaat? Aku tak memikirkan banyak hal saat itu hingga tamparan keras menghantamku. Sekali lagi dengan keras dan au tersungkur tak berdaya. Ke mana aku harus membawa serpihan rasa ini? Ke tepi jurang? Atau ke ujung puncak? Mungkin aku bisa membawanya ke dasar laut, ya! Aku bisa melakukannya, tapi itu hanyalah hal bodoh dan dungu untuk orang yang mereka anggap keren sepertiku.
-Hanbin-
~Pikirku aku bisa menyelesaikan semuanya dengan fisikku. Mematahkan rahang seseorang dengan sekali pukul cukup mudah kulakukan, bahkan aku bisa melakukannya dengan mata tertutup. Ini sangat mudah, aku adalah jagoan arena. Meski tak banyak yang tahu, aku cukup pantas untuk menjadi mentor dalam beladiri. Tapi, aku tak melakukannya lagi saat aku menyadari fisikku sudah mengancurkan karirku. Aku marah, ingin menghajar siapapun yang lewat di depanku dan membungkam mulut mereka yang tak bisa memberiku sebuah keutuhan. Omong kosong apalagi? Menyelesikan semuanya dengan cara yang sama? Jangan belagu, kita bahkan tak lebih dari sekadar kotoran yang cukup berkelas.~
-Bobby-
~Terbangun setiap pagi karena mimpi buruk yang tak kunjung usai, matahari sudah meninggi saat aku masih enggan membuka mata. Sebuah kenyataan yang baru saja menyadarkanku jika aku tak bisa terus berbaring dengan semua angan di sampingku. Aku harus bisa menembus dinding perisai ini dengan cerita yang lebih hidup.~
-Jennie-
Satu persatu podcast itu berputar mengiringi jalannya lagu yang akan diputar. Tepat setelah podcast milik Jennie selesai bergulir. Sebuah alunan lagu menyambut para pendengar dan fans yang sudah menunggu saat ini tiba. Cukup mengejutkan memang ketika tiba-tiba sebuah notifikasi muncul di Yutube tentang comeback B.I dan Bobby yang menyebut diri mereka sebagai Double B dan seorang solois dengan nama Jennie berhasil menghebohkan banyak orang. Tak hanya itu, peluncuran novel pertama seseorang dengan nama pena Chu~ juga cukup meramaikan musim ini. Dengan tajuk 'Jump' dan sebuah antologi berjudul 'LittleFour' menjadi buku pertama yang menaruk banyak rasa penasaran. Kisah antara Jichu-Jendeuk-Rudy membuat banyak pembaca benar-benar dibuat berkelana dengan perasaan mereka.
LittleFour yang berisikan sajak yang cukup untuk mewakilkan perasaan sendiri dan terguncang, seiring waktu berkembang dan berhasil menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh untuk sekali lagi.
Chu~ berhasil melakukannya. Ia berhasil membawa pembaca dengan emosi sepenuh hatinya. Debut ke-empatnya yang cukup menjanjikan.
"Kalau begitu ... bagaimana dengan podcast yang sengaja Anda selipkan alih-alih langsung menuju instrument lagu?" Hari ini ketiganya berkesempatan untuk menghadiri acara radio dan tepat sekali pertanyaan itu keluar untuk menjawab rasa penasaran orang-orang.
"Hm, sebenarnya ide ini tidak terlintas di kepala saya, lalu rekan saya memberikan usul ini dan saya menyeujuinya," Hanbin tersenyum sejenak, lalu melanjutkan, " Saya pikir, itu adalah ide fresh yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Terimakasih untuk Partner yang sudah menyiapkan semua ini, mungkin tanpa dia, ide ini hanya angan saja," pungkasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUMP (Completed)
FanficKetulusan hati yang dipermainkan membuat mereka tak percaya lagi pada apapun yang tak bisa mereka lihat dengan pasti. - Jisoo dan permasalahan hidupnya, ia harus melakukan banyak hal untuk tetap bertahan dan mewujudkan impiannya menjadi seorang pen...