CHAPTER 48

41 15 3
                                    


Flashback

Malam itu, ketika mereka sepakat untuk makan malam bersama di sebuah restoran BBQ, pengunjung restoran cukup ramai namun mereka menolak membatalakan pesanan. Alhasil, tak ada tempat duduk lain selain mereka sendiri yang membatalkannya. Dan rombongan Hanbin kebetulan sudah memesan reservasi.

Meja nomor 13 adalah meja yang sudah mereka pesan atas nama Hanbin. Sempurna! Malam ini akan menjadi malam yang penuh dengan daging panggang. Semua orang memposisikan diri mereka masing-masing, tinggal Hanbin yang masih berada di belakang karena ia tertinggal dan tak sengaja menabrak seorang perempuan yang memakai hoodie abu-abu kebesaran.

"Oh! Maaf, anda baik-baik saja?" tanya Hanbin yang mencoba membantu perempuan itu berdiri.

"Terimakasih," ujar perempuan itu sembari menerima uluran tangan Hanbin, namun saat Hanbin hendak menarik perempuan itu, seseorang tiba-tiba mendorong Hanbin dari arah belakang –menyebabkan Hanbin terjerembab ke depan dan hampir saja menimpa perempuan itu jika tangannya tidak dengan sigap menopang tubuhnya sendiri.

Semuanya terjadi begitu cepat, buru-buru Hanbin bangkit dari posisinya dan tetap membantu perempuan itu berdiri. Sekali lagi meminta maaf dan segera pergi menuju mejanya –di mana Seungri sudah memberikan tatapan tajamnya.

"Apa yang kau lakukan di sana?" tanya Seungri.

"Aku tidak sengaja menabrak seseorang, jadi aku membantunya berdiri," jawab Hanbin jujur. Semua orang tidak terlalu menaruh curiga karena makanan segera tiba dan mereka bergegas memanggangnya.

Hingga tiba saat di mana Hanbin menyadari jika ponselnya sudah tidak berada dalam genggamannya.

Flashback end

Jisoo yang mendengarnya tak percaya, hal itu terjadi begitu cepat dan tak ada yang menyadarinya.

"Kau tidak memasang sandi di layar ponselmu?"

"Aku biasa memasangnya, tapi belakangan ini aku tidak memasangnya," jawab Hanbin.

"Ini gawat."

Tanpa sadar, hidup mereka sedang berada dalam bahaya. Masalah besar akan datang cepat atau lambat. Entah itu pada Hanbin, Jisoo, atau bahkan keduanya dan orang-orang yang berada di dekat mereka.

"Kau bisa menghubungi nomorku lagi?" tanya Hanbin. Seharusnya mereka masih bisa melacak GPS Hanbin, satu hal sederhana yang sangat berguna karena Hanbin selalu mengaktifkan GPS-nya.

"Semalam adalah kali terakhir aku bisa menghubungimu," jawab Jisoo. Ya! Kali terakhir Jisoo merasa benar-benar murka sesaat setelah ia sama sekali tak bisa menghubungi nomor Hanbin. Laki-laki itu mengusap wajahnya friustasi. Apa yang harius ia lakukan sekarang?

Drrtt ... drrtt .... Ponsel Jisoo bergetar, satu notifikasi panggilan dari Jennie. Ia segara mengangkatnya.

"Jennie-ah?"

"Apa kau sedang bersama Hanbin?" tanya Jennie. Jisoo menatap Hanbin sejenak sebelum ia mengubah pangilan mereka ke dalam mode speaker.

"Hanbin-ssi? Kau harus pergi ke studio sekarang juga!" ujar Jennie.

"Aku mengerti, terimakasih Jennie-ssi, aku segera ke sana," tanpa menunggu banyak waktu, ia segera bangkit dari tempat duduknya, namun Jisoo menahan lengannya sejenak.

"Jaga dirimu baik-baik, hubungi aku jika ada apa-apa," ujar Jisoo.

"Tentu saja."

"Dengar! Aku percaya padamu, jadi apapun berita yang keluar nanti, aku tidak peduli!" Jisoo meraih wajah Hanbin dan memberikan kecupan singkat di bibirnya sebelum mengusir Hanbin.

JUMP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang