CHAPTER 53

48 11 6
                                    


Perhatian!

Konten sensitif, pembaca yang budiman, diharap bijak dalam membaca.

Jika kehaluan anda semakin menggila, author tidak menanggungnya. Mari tanggung sendiri-sendiri.

Konten 18+ ya? Pastikan kalian membaca setelah berbuka. Jangan geser jika kalian sedang berpuasa!!!

'Hai ... masih dengan suasana mendung di hatimu? Seperti mentari yang tak kunjung muncul ketika begitu dinanti. Perlahan ... kau akan merasakan dirimu berada dalam keheningan yang mencekam. Tetaplah tersadar, karena hidup terus berjalan. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya...."

Tepat ketika narasi singkat itu selesai pada gilirannya, musik mengalun dengan indah, membelah keheningan yang sempat menyelimuti dalam beberapa detik. Iringan lembut akustik dan piano menjadi lagu penenang di pagi hari ini.

Seseorang tengah menikmati waktu sendirinya dengan ponsel yang ia biarkan menghibur dirinya disaat fajar menyingsing dan perlahan sinar mentari menyembul dari balik pegunungan, semakin meninggi dan membiaskan semburat jingganya –menyinari sedikit demi sedikit atap rumah berlanjut ke dinding dan jendela kamar orang-orang yang masih terlelap.

Selamat pagi. Itulah yang ingin Jisoo ucapan saat ini, namun terlalu dini untuk mengucapkannya pada seseorang. Pengecualian untuk satu orang yang saat ini masih terlelap dalam balutan selimut tebalnya dan meringkuk seperti berada dalam kepompong. Jisoo sedikit melirik nergy Hanbin yang bahkan tidak terusik ketika nerg di ponselnya berputar, laki-laki itu hanya menggeliat seperti ulat dan kembali melanjutkan dengkurannya. Pada akhirnya, Jisoo hanya bisa terkekeh melihatnya.

Sejenak mengingat kembali bagaimana mereka bisa berakhir di rumah Hanbin.

Flashback

Sepertinya, apa yang Jisoo nergya sebelumnya untuk 'sedikit' mengacau di syuting hari ini cukup berhasil. Lihatlah bagaimana semua mata tertuju pada sepasang kekasih yang baru saja kembali ke lokasi syuting dengan Hanbin yang mendapat 'sesuatu' di wajahnya. Sangat tidak mungkin untuk menutupinya dengan sempurna –bahkan jika ia tiba-tiba memakai masker. Itu akan terlihat sangat aneh. Jadi, ia memutuskan untuk memberikan sebuah alasan yang juga tak masuk di akal.

"Bagaimana bisa terjerembab membuat sudut bibirmu berdarah? Itu sangat aneh ketika kau bahkan bisa menangkis serangan ini dengan sigap," ujar Chanwoo setelah ia dengan sengaja melempar sesuatu nergy Hanbin dan dengan cekatan laki-laki itu menghindarinya.

Hanbin mendengus pelan dan memberi tatapan tajam kepada Chanwoo, mulut anak satu ini benar-benar tak bisa diajak kerjasama. Ia tahu anak ini akan mengatakan hal tak masuk akal di depannya. Tapi, haruskah Hanbin mendengarnya di depan banyak orang seperti ini?

"Kau mau mempermalukanku?" tanya Hanbin. Semua orang menatap interaksi keduanya dengan banyak pertanyaan dan praduga di benak mereka.

"Tidak. Kenapa aku harus mempermalukanmu?" jawab Chanwoo ringan. nergy balasan dari Hanbin, ia berlalu meninggalkan Chanwoo diikuti Jisoo di belakangnya. Mengabaikan tatapan aneh dari para staff hingga mereka menghilang di balik pintu.

"Maaf." Sebuah suara keluar dari mulut Jisoo dan menghentikan langkah Hanbin, terlihat wanita itu menunduk dalam untuk melihat ujung sepatunya yang tak memiliki cacat sedikitpun.

"Kenapa kau minta maaf?" tanya Hanbin. Ia membalikkan badannya untuk bisa menghadap kearah Jisoo.

"Karena menamparmu, seharunya aku tidak melakukan itu," jelas Jisoo. Ia merasa benar-benar buruk di depan laki-laki itu.

JUMP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang