CHAPTER 25

50 16 5
                                    


Toeng!!!

Siapapun pasti akan pingsan jika melihat wajah itu tepat saat mereka membuka mata mereka di pagi hari. Dengan wajah pucat dengan bibir keringnya dan rambut berantakan yang mirip seperti orang gila. Dan jangan lupakan tentang mata panda yang berwarna pekat itu, menjadikan Jisoo adalah paket sempurna untuk sebuah peran flm horror.

Ia mematung di depan cermin pagi ini setelah semalaman tak bisa memejamkan matanya dengan benar. Apa yang terjadi semalam benar-benar membuat Jisoo keluar dari cangkangnya. Memikirkan apa yang terjadi pada dirinya, terlebih pada perubahan hatinya yang tak bisa ia pastikan dengan benar. Tentang jantungnya yang terus menggila sepanjang perjalanan mereka pulang meski Hanbin terlihat baik-baik saja dan masih memiliki tenaga untuk mengajaknya bicara. Namun Jisoo tak bisa menyembunyikannya dan semua orang yang mengenalnya tahu jika ia adalah orang paling payah dalam mengekspresikan perasaannya.

Malam itu, terasa sangat panjang baginya hingga ia tak bisa memejamkan matanya sampai detik ini, padahal ia benar-benar mengantuk. Jisoo keluar dari kamarnya dengan langkah gontai menuju watafel untuk mencuci wajahnya dan menggosok gigi. Sekali lagi ia mematut wajahnya di cermin, namun yang menjadi fokusnya saat ini adalah bibirnya, dimana untuk kali pertama ia mendapatkan sebuah ciuman setelah ia dewasa. Ciuman pertamanya di curi oleh Kim Hanbin.

Lagi-lagi wajahnya memerah.

"Ini gila! Aku sudah gila!"

$$$$

Namun sepertinya hal yang berbeda terjadi pada Kim Hanbin. Ia bersikap seolah tak terjadi apapun yang semalam. Bekerja seperti biasanya dan fokus pada layar komputernya untuk membuat musik. Lalu Chanwoo yang sibuk membuat kimbab dan seungri yang sibuk memaca dokumen-dokumen yang kini menjadi makanan sehari-harinya sebagai seorang CEO.

Ini sudah hampir tiba waktu makan siang, namun Bobby belum muncul juga setelah sebelumnya mengirim Hanbin pesan jika ia hendak pergi ke sana bersama seseorang.

"Ini mahakaryaku selama ini. Bagaimana bisa aku begitu sempurna membuat kimbab? Bagaimana jika kita buka restoran kimbab saja hyung?" pertanyaan itu sukses membuat dua hyung-nya menoleh ke arahnya dangen mata menyipit.

"Aku ragu dengan rasanya," ujar Seungri yang tak bergeming dari objeknya saat ini. Menurutnyaa Chanwoo hanya bisa diandalkan dalam pekerjaan yang berhubungan degan media. Dan ini tentang kimbab? Ia bahkan tak berselera hanya menatap gulungan yang tidak rata itu.

Sedangkan Hanbin tak berkomentar, namun ia berjalan menghampiri Chanwoo untuk mencomot satu kimbab dan memakannya.

"Bagaimana? Enak 'kan?" tanya Chanwoo.

Butuh beberapa detik untuk Hanbin mencerna kimbab itu di mulutnya lalu kembali mengambil satu. "Lumayan, belajar dari mana kau?" sedikit pujian dari Hanbin yang membuat Chanwoo benar-benar merasa terharu. Dan tentu saha hal itu memicu keingintahuan Seungri tentang kimbab itu.

"Kau bilang kau tak berselera bahkan melihatnya, lalu apa yang kau lakukan sekarang?" protes Chanwoo yang masih sedikit kesal dengan tanggapan Seungri. Apalagi saat ini dia dengan tidak berdosanya mencomot kimbab dan melengang pergi kembali ke tempat duduknya, meninggalkan Chanwoo yang menatapnya setengah dongkol.

Namun Chanwoo tak bisa meneruskannya lebih lama saat pintu ruangan mereka terbuka dan seseorang yang sudah mereka tunggu tiba, dan tentu saja dengan orang lain yang berada di belakangnya. Membuat semua tatapan terkejut tertuju ke arahnya, terlebih Hanbin yang benar-benar tidak memercayai apa yang ia lihat saat ini.

"K-kkau ... J-jjennie-ssi?"

Dan lagi, siapa yang akan menyangka jika Hanbin tahu tentng Jennie? Minus Bobby yang sudah mengetahuinya.

JUMP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang