Special Chapter (Hanbin-Jisoo)

94 16 4
                                    

Di mana aku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di mana aku?

Jisoo membuka kedua matanya perlahan, mendapati hanya ada ruang putih di sekelilingnya. Aroma bunga yang harum mewangi, meski ia tak tahu bunga apa yang begitu semerbak memanjakan indera penciumannya.

Tidak seperti biasanya, ia akan terbangun dengan tubuh lelah luar biasa, punggung yang kaku dan tengkuk yang pegal. Meski ia sudah tidak bekerja lagi, namun kebiasaan tidurnya yang selalu lewat tengah malam membuat kesehatannya cukup terganggu. Apalagi sejak pingganya cedera beberapa hari yang lalu. Kini, tubuhnya tak setangguh dahulu.

Namun, kali ini ia merasakan tubuhnya begitu ringan dan bahkan ia bisa melakukan kayang dengan sempurna. Dan tunggu-! Apa ini? Kenapa ada begitu banyak kelopak bunga mawar yang bertaburan di kamar dan tempat tidurnya? Apa ia ada di hotel? Tapi ... kapan ia pergi? Pertanyaan yang benar-benar membuatnya penasaran. Tapi percuma saja jika ia hanya terdiam di sini. Ia harus segera mencari tahu.

Dilangkahkan kaki jenjangnya menelusuri koridor yang juga penuh dengan tebaran kelopak mawar merah dan pink. Jangan lupakan tentang wangi bunga yang selalu berbuah –dan ia menyukainya. Sangat! Tanpa sadar senyum itu terpatri manis di wajahnya hingga langkahnya tiba di ujung koridor yang ternyata adalah sebuah balkon dengan meja bulat yang sudah terhias cantik dengan napkin dan dua gelas wine yang siap untuk menerima pasangannya –apalagi jika bukan wine itu sendiri. Kemudian....

Grep! Sebuah pelukan pada pinggangnya dari arah belakang sukses membuat Jisoo terkejut. Ia tak langsung menoleh untuk melihat siapa gerangan yang melakukannya. Namun ia sudah tahu siapa pemilik lengan besar itu, dengan gelang anyaman yang selalu melingkar di lengan kanannya, dan aroma bayi yang selalu menjadi candu untuknya. Siapa lagi jika bukan Kim Hanbin?

"Di mana kita?" tanya Jisoo yang akhirnya terucap dari mulutnya.

Hanbin tak lekas menjawab, ia menenggelamkan wajahnya di leher Jisoo, menciptakan sensasi menggelitik di perutnya. Jisoo hendak melepaskan diri namun pelukan Hanbin semakin erat di pingganya, membuat Jisoo tak bisa berbuat apapun selain pasrah. Dan ia juga baru menyadari jika Jisoo mengenakan gaun putih, sama seperti nuansa tempat ini.

"Kau tidak mau memberitahuku kita ada di mana?" tanya Jisoo lagi. Kali ini ia tak bisa tinggal diam. Dengan cepat Jisoo melepaska diri dari pelukan Hanbin dan kini keduanya berdiri saling berhadapan.

Demi apapun! Kenapa laki-laki itu terlihat sangat tampan saat ini? Meski Jisoo tahu Hanbin hanya mengenakan kemeja putih yang dua kancing atasnya sengaja tak ia betulkan hingga menampakkan tato di dada kirinya dan celan senada dengan kekejanya. Lalu rambut yang saat ini lebih rapi dari biasanya, ia menunjukkan dahinya yang bersih tanpa celah satupun. Hanbin ... benar-benar seperti seorang pangeran. Hanya memikirkannya saja membuat Jisoo merona.

"Kau terpesona padaku?" pertanyaan yang sudah tak perlu Jisoo jawab lagi.

"Kita ada di man-"

Ah! Dia selalu melakukan hal yang mengejutkan. Apalagi kalau bukan kecupa lembut dan singkat untuk membungkam mulut Jisoo? Hanbin selalu tahu bagaimana cara membuat perempuan tak berdaya. Tatapan lembutnya yang seolah memerinta untuk 'Diam dan nikmati saja' benar-benar membuat Jisoo tak bisa melakukan apapun. Ia biarkan Hanbin membawanya ke balkon dan duduk di kursi yang sudah di siapkan.

JUMP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang