CHAPTER 17

64 18 8
                                    


"Oh? Kemana buku catatanku?"

Jisoo mencoba mencarinya sekali lagi. Buku catatan sekaligus novel miliknya yang ia tulis selama ini, dan ia tak menemukannya. Mungkinkah hilang?

"Jangan bilang bukuku hilang! Ini celaka!"

Yah, meskipun buku itu hanya berisi masa lalunya, namun ia tak bisa kehilangannya begitu saja. Rencana untuk mencetaknya masih menjadi impiannya selama ini dan jika hilang maka bertahun-tahun ia menulisnya akan sia-sia. Tidak!

"Kau di mana? Jangan menghilang?!"

.

~Secangkir cokelat hangat sepertinya cocok untuk teman mengobrol santai saat ini. Membicarakan apapun yang ada di dalam kepala dan menghirup udara malam yang dingin, namun tak ingin aku lewatkan. Apa kabar bintang? Sudahkah kau melihat kisahku? Tentang waktu yang terus mengejarku dan sesuatu yang terasa asing bagiku,~

Hanbin selesai membaca halaman terakhir dari buku yang entah bagaimana bisa masuk ke dalam tasnya-buku milik Jisoo. Kata-kata dan cerita yang gadis itu tuliskan begitu indah. Berbanding terbalik dengan perangainya yang ia kenal di dunia nyata. Seorang gadis yang cukup kasar dan blak-blakan. Sangat jauh dari kesan feminim dan bahkan tak bisa menjaga image-nya. Sementara tulisannya begitu halus dan tertata. Sungguh! Siapapun yang membaca cerita ini tak akan menyangka jika gadis itu penulisnya.

"Kenapa dia tidak menyerahkannya ke penerbit?" gumamnya.

.

Jisoo menyelesaikan tulisannya pada selembar kertas catatan miliknya yang lain. Meskipun begitu, ia merasa tidak nyaman karena itu bukanlah buku miliknya yang selalu ia bawa kemana-mana. Pada halaman terakhir yang entah akan ia tutup atau ia teruskan. Hanya menatapnya untuk beberapa waktu sebelum ia menutupnya dan menyimpannya. Hari-hari yang sangat melelahkan, namun juga sangat beragam.

Pekerjaannya terus berlanjut dan besok adalah hari di mana ia sangat menantikannya. Ya! Besok ibunya akan menjalani operasi dan ia harus berdoa untuk keajaiban itu.

Helaan nafas itu ia buang perlahan sebelum sebuah panggilan membuatnya berpaling.

"Yak!! Di mana kau!!"

"Wae?"

"Hei! Cepat kemari atau aku yang akan ke sana?"

Jisoo terdiam, "Kau merindukanku?"

"Kau mau mati?! Yak!! Tunggu di sana! Awas jika aku tak mendapatimu di sana!"

Begitulah akhir percakapan mereka yang sama sekali tak ada kesan manis-manisnya. Sudah berapa lama mereka berpisah? Dan itu karena Jisoo yang sengaja menjauh dari Jennie. Jadi, ia tak akan membiarkan Jennie datang kesini. Sebaliknya, ia yang harus mendatangi Jennie. Dan ia harus bergegas sekarang!

$$$$

"Hyung? Kita mendapat masalah dan ini cukup serius," ujar Hanbin yang tengah fokus dengan aransemen lagunya tiba-tiba menyeletuk. Membuat dua orang yang sedang berdiskusi di belakang sontak menoleh.

"Apa?" tanya Seungri yang merupakan CEO label musik mereka.

Hanbin berputar dengan kursinya, "Siapa yang akan menyanyikan lagu ini?"

Semua orang terdiam dan saling melempar pandang.

"Kenapa bukan kau?" tanya Seungri pada Hanbin."Kau yang menulis lagunya, kau juga yang harus menyanyikannya," ujarnya dengan sederhana. Kenapa harus pusing jika Hanbin bisa menyanyikannya?

"Tidak bisa," jawab Hanbin dengan cepat.

"Kenapa? Apa kau sudah bosan menyanyi?"

"Oh, ayolah Hyung! Tidak semua lagu bisa aku nyainyikan. Dan kau tahu sendiri akan sulit untukku kembali ke dunia musik. Bahkan sekarang aku memutuskan untuk bekerja dibalik layar."

JUMP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang