52 | Let Me Hear You Say

91 14 4
                                    

"Kenapa ada banyak sekali rahasiamu?" tanya Nari. "Kita sudah bersama bertahun-tahun tapi aku tidak pernah mengetahui cerita itu."

Mingyu diam. Ia kehabisan kata-kata. Atau mungkin lebih tepatnya tidak tahu harus mulai menjelaskan dari mana. Bagaimana bisa ia menceritakan masa lalunya dan sikapnya yang begitu brengsek pada Eunji.

"Kau membuatku percaya jika kau benar-benar tulus. Oh iya, bahkan aku sempat berpikir tidak ada laki-laki lain di dunia ini yang sebaik dan sesempurna dirimu, kau tahu." Nari menghentikan kalimatnya sejenak untuk menyeka air mata yang mulai terkumpul di sudut matanya. "Tapi kenyataannya kau seperti ini. Tidak heran jika kau bersikap sekasar itu padaku waktu itu." Nari menutup wajah dengan kedua tangannya. Tangisnya pecah tak bisa dibendung lagi, membuat laki-laki bertubuh tinggi yang sedari tadi mematung itu ingin memeluknya. "Aku dengan bangganya membicarakanmu di depan keluarga dan teman-temanku. Membelamu jika ada seseorang yang mengatakan hal tidak pantas, tapi ternyata aku salah."

"....."

"Dan kau sebut dirimu manusia?" Nari kembali menyeka air matanya yang terus membasahi kedua pipinya.

"Aku tahu aku salah. Aku sengaja melakukan itu demi membalas dendam pada Wonu. Aku sengaja mendekati Eunji agar seluruh sekolah tahu, dan para gadis yang menyukaiku akan merisak Eunji dengan sengaja. Semua aku lakukan supaya dendamku pada Wonu terbalas. Kau tahu bagaimana sikapnya di masa lalu?"

Nari diam. Ia sama sekali tidak tertarik dengan ucapan Mingyu selanjutnya, karena laki-laki itu bisa saja mengarang cerita demi kembali mendapat empatinya.

"Aku pernah dipukuli oleh anak-anak dari kelompoknya hanya karena ingin keluar dari geng motor yang Wonu pimpin, karena sekali kau menjadi anggota geng itu, kau tidak akan pernah bisa keluar. Kau tahu, aku sudah muak dengan semuanya. Minum-minuman keras sampai mabuk, meninggalkan kelas hanya demi menyerang sekolah lain, menggoda gadis untuk bersenang-senang." Mingyu kini menatap Nari dengan sorot mata aneh yang tidak pernah Nari lihat sebelumnya. "Satu lagi, dia bahkan mengabaikan adiknya sendiri di depan mataku saat Eunji minta agar Wonu menolongnya dari perisakan itu. Kau pikir itu manusia?" Mingyu mengacak rambutnya frustasi.

"Jaga bicaramu," kata Nari pelan.

"Kenapa? Aku mengatakan yang sesungguhnya. Jadi jangan kau anggap hanya aku manusia terburuk yang melakukan kesalahan."

"Mingyu-ya, tolong. Aku lelah. Aku berusaha sekuat tenaga untuk melupakanmu. Aku tidak mau tahu lagi tentang masa lalumu juga Wonu." Nari menarik nafasnya pelan, kemudian bergegas pergi menjauhi Mingyu yang terus berteriak menyebut namanya.

Love BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang