44 | Crazy In Love

148 16 12
                                    

"Aku pesan Cafe Latte dan Cheese Cake Roll ya," kata salah satu pengunjung kepada Nari yang sedang berdiri dibalik meja kasir melayaninya.

"Café Latte dan Cheese Cake Roll untuk dibawa pulang atau disantap disini?" tanya Nari setelah menekan tombol pada layar monitor.

"Dibawa pulang saja."

"Baik, ditunggu sebentar ya." Kemudian Nari memutar tubuhnya, membisikkan menu minuman pada Wonu yang juga masih menyiapkan pesanan minuman di sisi meja yang lain. Setelah itu, ia segera berjalan menuju etalase yang memajang beberapa kue, lalu meraih Cheese Cake Roll kemudian memasukkannya ke dalam kotak kertas yang sudah ia siapkan.

Kafe Wonu masih cukup ramai di jam 10 malam. Bahkan beberapa murid SMA baru saja datang bersama dengan teman-temannya untuk bersantai disana. Semua nampak sibuk, tak terkecuali si pemilik. Wonu sibuk meracik setiap pesanan minuman, sedangkan Nari dan Seokmin bergantian untuk menjaga meja kasir. Jika Seokmin sedang menghidangkan menu kepada pelanggan, maka Nari lah yang akan melayani setiap pelanggan yang baru datang untuk memilih pesanannya. Begitu juga sebaliknya.

"Kau ingin istirahat dahulu?" tawar Wonu saat Nari menyeka keringat di dahinya.

Nari melirik Wonu sekilas kemudian menatap jam dinding. Sudah hampir tengah malam dan pelanggan masih terus berdatangan. "Hmm, tidak usah. Aku ingin minum saja. Boleh?"

Wonu mengangguk. "Buatlah minuman yang kau suka."

"Terima kasih." Nari tersenyum senang kemudian bergegas menuju meja untuk meracik minumannya. Sebenarnya ia hanya ingin minum Teh bunga Krisan yang sangat populer belakangan ini. Sampai-sampai Wonu juga memasukkan minuman tersebut dalam daftar menu baru.

"Kau hanya ingin minum itu?" tanya Wonu. Laki-laki itu berdiri di samping tubuh Nari yang masih asik menikmati tehnya.

"Iya, sungguh ini segar sekali."

Wonu tersenyum, kemudian ia menoleh Seokmin yang sedang berdiri di balik meja kasir. "Seokmin-ah, kau mau minum juga? Akan kubuatkan."

"Tidak usah hyung," jawab Seokmin tanpa menoleh Wonu. Sepertinya laki-laki itu sedang sibuk mendata pesanan masuk hari ini, mulai dari yang terbanyak, hingga yang tidak terbeli sama sekali, karena Wonu akan menghilangkan menu yang tidak laku, dengan menu baru nantinya.

Melihat Nari dan Seokmin masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Wonu memutuskan untuk berjalan ke pintu kafe dan mengganti tulisan "Buka" dengan "Tutup". Jika sudah begitu, maka tidak akan ada lagi pengunjung yang akan memasuki kafenya. "Sudah cukup untuk hari ini," katanya kepada diri sendiri.

"Terima kasih banyak. Silakan datang lagi lain kali," kata Seokmin diiringi senyum manisnya yang lebar begitu pengunjung terakhir meninggalkan kafe.

"Ayo bersiap. Kita harus segera pulang." Wonu mengambil gelas kotor dari meja yang baru saja ditinggalkan oleh pembeli dan berjalan menuju Seokmin.

"Aku merindukan ranjangku hyung," kata Seokmin kemudian terkekeh ketika Wonu hanya menatapnya tanpa ekspresi. Seokmin memang selalu begitu, meski tau candaannya akan selalu diabaikan oleh Wonu, namun ia tak akan pernah berubah.

Malam semakin larut, dan Nari masih sibuk membersihkan meja juga menaikkan kursi keatasnya. Sedangkan Wonu dan Seokmin membersihkan alat makan hingga mesin-mesin yang dipakai seharian ini. Mereka bertiga saling bantu sama lain. Meski rasa lelah sudah menggerogoti tubuh, namun untuk mengeluh sedikitpun tidak akan mereka lakukan.

"Terima kasih, kau sudah bekerja keras, Seokmin-ah." Wonu mengacungkan jempolnya kearah Seokmin yang kini sudah selesai menalikan sepatunya dengan benar, kemudian meraih tas punggungnya.

Love BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang