"Nari-ya," panggil Wonu lembut. Nada suaranya begitu rendah. Laki-laki itu tersenyum manis. "Terima kasih untuk semuanya. Mungkin ini akan jadi perpisahaan paling indah untukku."
Nari mengusap air matanya, kemudian bangkit dari duduknya. "Berhenti bicara omong kosong Jeon Wonwoo."
Wonu kini ikut berdiri di samping Nari. Ia menatap lekat-lekat gadis yang akan pergi meninggalkannya itu. Entah sampai kapan ia akan bertemu lagi, namun yang ia inginkan hanyalah berpisah tanpa rasa sakit yang tersisa. Bertemu dengan Nari sudah cukup membuatnya bahagia selama ini. Meski beberapa kali ada hal-hal yang tidak diinginkan, namun nyatanya semua bisa dilewati dengan sempurna. "Boleh aku memelukmu? Kali ini saja. Untuk yang terakhir kalinya," kata Wonu lalu tersenyum.
Nari tidak tahan lagi. Tangisannya pecah seiring tubuhnya yang langsung memeluk erat tubuh Wonu. Kedua matanya terpejam didalam dekapan laki-laki bertubuh tinggi itu. Tubuh Nari bergetar hebat karena tangisannya semakin tidak terkendali. Tidak ada satu hal pun yang terlintas di benaknya saat ini. Yang ia mau hanya Wonu. Bahkan sebenarnya, dirinya sendiri mungkin tidak sanggup jika harus melewati hari tanpa Wonu di sisinya.
"Tidak apa-apa. Menangislah sebanyak yang kau mau," ucap Wonu pelan. Dadanya terasa begitu sesak. Rasa sakit yang selama ini tidak ia pedulikan, kini bertambah semakin tajam seperti bersiap merobek tubuhnya. Wonu tidak sekuat kelihatannya, karena sebenarnya ia rapuh juga. Tangisan Nari adalah hal yang paling ia benci, karena itu membuatnya begitu lemah tak berdaya. Tanpa disadari, dirinya ikut menangis juga. Kedua tangannya mempererat pelukannya pada Nari, seolah tidak akan melepaskan gadis itu.
"Jangan lakukan hal-hal yang tidak wajar lagi," kata Nari tiba-tiba kemudian sedikit melonggarkan pelukannya. Ia mendongakkan wajahnya untuk menatap wajah Wonu dari dekat. Hanya perasaan nyaman yang kini menyelimuti hatinya. Entah kenapa berada di dekat Wonu selalu membuatnya merasa aman dan bahagia. "Kau tau aku sangat khawatir padamu."
Wonu melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di pipi Nari. "Tidak akan. Aku janji aku akan baik-baik saja."
"Aku harap kau selalu hidup bahagia dan sehat. Makanlah yang teratur, aku tau kau pekerja keras sampai tidak sempat makan, tapi kau akan sakit jika terus-terusan hidup seperti itu. Hidup hanya sekali, nikmatilah hidupmu selagi kau bisa." Nari tidak berhenti bicara sampai akhirnya Wonu memotong kalimatnya.
"Apa kau akan terus mengomel bahkan ketika di pesawat nanti?"
Nari tersenyum kecut, kemudian perlahan bertambah lebar tanpa paksaan. Perasaannya sudah mulai membaik seiring berjalannya waktu. "Kau janji akan menemuiku ketika aku sampai di Korea lagi kan?"
Wonu mengangguk.
"Baiklah. Aku pegang janjimu." Senyum Nari perlahan menghilang. "Aku berangkat sekarang ya," kata Nari lalu meraih kopernya.
Wonu tersenyum tipis. "Kau tidak akan memanggilku kakak?"
Untuk beberapa saat, Nari hanya mematung mendengar pertanyaan itu, karena sebenarnya ia masih belum siap dengan kenyataan jika Wonu kakak kandungnya.
"Tidak. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah memanggilmu kakak. Aku akan terus memanggil namamu, meski kau tidak menyukainya."
"Baiklah. Lakukan semaumu," jawab Wonu kemudian mengacak puncak rambut Nari.
"Terima kasih sudah menjadi kakak yang baik, selama ini."
Terdengar begitu berat. Nafasnya terasa berat. Sekali lagi, Nari menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan sangat-sangat berat. Pilihannya sudah sangat bagus untuk menjauh dari Wonu beberapa waktu, dan akan kembali lagi jika sudah siap menghadapi laki-laki itu. Tentu saja sebagai kakak kandungnya, bukan lagi sebagai sosok 'pria' dalam hidupnya.
-END-
aaaa, akhirnya selesai juga perjalanan love blossom huhu makasih banyak buat temen-temen yang udah vote dan komen di setiap bab, sayang kalian banget T_T
sekali lagi makasih banyak temen-temen semua. Aku minta komen, saran, kritik, dan semua yg membekas di hati kalian ya setelah baca love blossom hihii
dan yang paling penting, tulis dong scene mana yang paling kalian suka sejauh ini, hihi tengkyuu, met ketemu lagi di karya lainnya ❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blossom
Fanfictionapa yang akan kamu lakukan jika hidupmu yang sempurna bak kisah drama, tiba-tiba berubah menjadi suatu paksaan yang bahkan kamu tidak inginkan sama sekali? -- paksaan yang menuntutmu melakukan hal-hal diluar zona nyamanmu, hingga akhirnya membuatmu...