CH 23 MENGUAK TABIR MASA LALU 1

4.1K 243 0
                                    

Senja kemerahan menggantung di bentang langit pantai  Parang Kusumo.angin berhembus begitu kencang membawa hawa yang panas.kuawasi sekawanan burung camar yang nampak mulai terbang rendah berarak kembali ke sarang.menukik tajam kemudian raib di antara gundukan bukit tepi pantai.

Deburan ombak pantai yang menggulung setinggi orang bule dengan perkasa menyapu bibir pantai disusul oleh gulungan ombak berikutnya seolah tengah kejar - kejaran.

Nampak anak-anak kecil bermain di bawah pengawasan orang tua mereka ada yang bermain air,ada yang membangun istana pasir,ada yang mrncari hewan laut dan ada yang sedang menerbangkan layang-layang.

Mereka terlihat begitu riang,tak tergambar guratan kesedihan dari wajah polos mereka.tawa lepas mereka itu mencerminkan betapa bahagianya masa kecil mereka. masa yang aku kecap manisnya hanya sesaat karena ibuku keburu meninggal.

 
Aku duduk di pasir pantai.lemah kusandarkan tubuhku pada tubuh Kail yang kekar.kusibak rambut panjangku yang diobrak-abrik oleh sang bayu.anganku melayang memutar mundur menuju beberapa tahun yang silam.tahun dimana aku masih kuliah di salah satu kampus top di Manhattan City Amerika.19 tahun umurku kala itu.kata orang itu adalah fase termolek dari tubuh seorang gadis.itu memang benar adanya.dengan postur tubuh 169 cm aku memang tidaklah terlalu tinggi.tapi cukup proporsional dan menggiurkan dimata pria.

Flashback On

Haidar Rasyid ayahku melempar berlembar-lembar kertas ke wajah lelahku.aku terkesiap sungguh tak menyangka ayah yang selama ini tak sekalipun bicara lantang apa lagi kasar kepadaku.kini dengan tatapan yang begitu mengerikan berdiri di hadapanku.
ku lirik kertas yang berserakan di lantai.Oh God !!! itu adalah salah satu pose sensualku dari sebuah majalah dewasa yang aku jadi modelnya.majalah dewasa yang hanya bisa dimiliki oleh kalangan elite terbatas.dari mana ayah mendapatkan foto-fotoku itu ? Agency sangat melindungi privasi modelnya.

"apa yang akan kau jelaskan untuk ini ? Freeya Aqila Hasbie Rasyid"

"aku tidak perlu menjelaskan apapun" jawabku santai

Ayah memicing menatapku seolah mencari kesalahan kalimat yang terlontar dari mulutku barusan.

"Freeya Aqila Hasbie Rasyid ! aku tidak membesarkanmu untuk mempermalukan nama keluarga seperti ini ! apa uang yang ayah kirim setiap bulan masih kurang?" sentaknya penuh amarah

terlihat tangan ayah mengepal tatapan tajamnya bak belati yang menusuk-nusuk tepat di jantung ini begitu mematikan !
kupunguti lembar foto itu dengan tenang.aku berdiri tepat di hadapannya mata kami saling beradu.

"entah apa yang telah dia adukan padamu.aku bahkan tak sudi memikirkannya.yang jelas selama disini,tak pernah kuterima satu sen kiriman darimu" ucapku tegas

"omong kosong ! ayah mengirim kebutuhanmu setiap bulan.jangan coba mengkambing hitamkan orang lain untuk menutupi kesalahanmu sendiri" tudingnya

Aku mendengus sebal ingin rasanya aku mengumpat ini pasti ulah istri baru ayah  bersama anak manjanya itu.aku tak ingin terlihat lemah dengan menangis.

"heh ! percuma biar ku jelaskan sampai mulut ini berbusa kau akan lebih percaya kepada istri dan anak barumu itu"sinisku

"dia ibu dan saudara kamu Freeya,hormati mereka!" sentak ayah

"jangan bermimpi aku akan melakukannya"

"ayah akan bekukan kartu kreditmu kalau kau tak mau berhenti jadi model majalah laknat itu"ancam ayah tak main-main

Aku tersenyum getir,membekukan kartu kreditku ? kartu kredit yang mana ? bahkan aku tak memiliki itu setibanya aku di Manhattan ini.
wanita itu sengaja membuangku disini agar aku mati kelaparan tanpa uang ayahku.
tapi Alloh bersamaku kuasanya mempertemukanku dengan agency majalah dewasa itu.

 Me Vs My CEO 21+ (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang