Happy Reading
***
Sayup-sayup suara patient monitor membawa kesadaranku kembali perlahan ku coba menggerakkan jari tanganku. mata ini begitu berat untuk kubuka.
Ku kerjap-kerjapkan mataku walau enggan, samar ku temukan sosok yang masih gelap di sebelahku. ku coba kumpulkan berkas sinar gelap dengan ku cembungkan pupilku.
"Papa !" batinku.
Bibirku masih sangat kelu untuk ku gerakkan. ku pandangi sekeliling yang hanya tampak langit-langit, tembok putih dan peralatan medis yang masih menempel di tubuhku.
Ku coba mengingat apa yang telah terjadi.aku hanya ingat Freeya. iya, bagaimana keadaan gadis itu ? kembali kubuka mataku sekali lagi.
"Demas, kau sudah sadar ? apa yang kamu rasakan, Nak ?"
"Freeya, mana Freeya, Pa?"
"Kamu mau bertemu dia, Nak ?" tanya Papa Frans.
"Suruh dia kemari, Pa !"
"Sebentar, Nak."
Tak berselang lama pintu terbuka, tampak Freeya yang masuk dengan wajah sangat kuyu. gadis itu masih memakai baju yang sama. ini jam berapa ? ini hari apa ? berapa lama aku tertidur ?
Freeya duduk di sebelahku, dia mengelus punggung tanganku dengan lembut. tersungging senyum simpul dari bibir mungil itu.
"Bagaimana keadanmu ?" tanyaku lirih.
Dia tak menjawab pertanyaanku, air matanya meleleh dari sudut matanya yang indah. "Dasar bodoh ! seharusnya aku yang bertanya bagaimana dengan keadaanmu ?" isaknya.
"Aku baik." sahutku
"Jangan lakukan lagi, kau hampir membuatku mati ketakutan kau tahu. jangan bertindak bodoh lagi."
pintanya yang masih terisak.Aku tersenyum dan meremas jemarinya. "Tentu aku tidak akan bertindak bodoh kalau kau tidak melakukan hal bodoh."
"Aku melakukan hal bodoh apa ?" tanya Freeya yang tergambar jelas kebingungannya.
"Selalu berputar disekitarku."
"Lah,aku harus dimana ?"
"Diamlah disisiku !" kataku.
"Aku sungguh tidak mengerti maksudmu, heh, kita bahas semua nanti. sekarang yang terpenting kamu pulih dulu." ucapnya yang terdengar begitu lembut di telingaku.
"Berapa lama aku tertidur ?"
"48 jam, biar aku panggil dokter untuk memeriksa mu."
Freeya menekan nurse call yang ada di sebelah kiri ranjang tidurku. dia kembali duduk di sebelahku. ku kecup punggung tangannya dan dia hanya diam saja dan tersenyum.
Dokter datang diiringi Papa dan Mamaku. Freeya nampak merangsek mundur. huft !!! aku mendengus gara-gara kedatangan mereka Freeya jadi pergi.
"Kondisi Presdir sudah stabil. 2 hari lagi boleh pulang." ucap dokter yang memeriksaku.
"Terima kasih dokter." ujar Mama Celine.
"Saya permisi ! biar suster bawakan makanan untuk Presdir." pamitnya
"Bagamana perasaanmu Sayang ?" tanya Mama Celine
"baik"
"untung saja ada Freeya yang golongan darahnya sama dengan kamu.mama tidak tau apa yang akan terjadi kalau tidak ada dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs My CEO 21+ (SELESAI)
RomansaDemas Fabian (28 tahun) Muda Tampan Mapan Tajir Melintir Tegas dingin berkarakter CEO F Company Yang berkuasa Namun Takluk oleh CINTA Freeya Aqila Hasbie Rasyid (24 tahun) Cantik Mandiri Childish Manja Bertanggung jawab Profesional dan Berdedikasi t...