Di atas gedung ini,kurasakan angin bertiup begitu kencang,terlebih aku duduk di bibir gedung.sayup terdengar derap kaki melangkah kearahku.aku meenoleh perlahan.
"Demas,bagaimana dia bisa tau aku disini ?"batinku
Aku kembali menatap langit,malam ini uaca begitu cerah,langit malam bertabur bintang dan berhiaskan sang rembulan yang bulat sesar menggantung dengan anggun.
Cukup lama suasana hening tanpa suara hanya ada suara angin yang menderu dan sesekali suara kami menbuang napas bergantian.
"Kau lihat bintang itu !"
Aku menunjuk salah satu bintang yang berkedip di atas sana.
"Mana ?"tanya Demas
"Itu....lihat jariku deh"ucapku
Demas mendekatkan wajahnya padaku,hingga dapat kurasakan pipinya yang hangat menempel di wajahku.
"Kau melihatnya ?"tanyaku lagi
"Ya"
"Bintang itu terlihat paling terang dari bintang lainnya"tuturku
Kurasakan Demas merangkul pundakku "Bintang itu seperti kamu Freeya"ucapnya
"Tidak,aku seperti bintang yang di sebelah itu"tunjukku
"Kenapa ?"
"Dia yang paling redup" ucapku seraya tertunduk
"Bagiku,Freeya yang paling terang"timpal Demas
"Kenapa kau melarikan diri tadi ?"tanya Demas cari tau
"Kalo aku tetap disana apa kalian akan berhenti berkelahi ?"tanyaku dengan tatapan tajam
Tangan Demas mengusap usap lenganku lembut.aku menoleh ke arahnya.
Deg
Jantungku serasa berhenti berdetak persekian detik.mata mematikan itu bersitatap dengan mataku.
"Apa kau selalu begini ?"tanya Demas
"Apa ?"
"Lari dari masalah"
"Aku tidak lari,hanya malas membebani pikiranku karna masalah yang sama,masalah yang sudah berakhir dan aku anggap tidak penting"jawabku lengkap
"Kail tidak penting ?"
"Tidak "sahutku
"Aku tidak pernah menolerir kebohongan untuk kesekian kali,karna kebohongan akan jadi kebiasaan"jelasku
"Bagaimana aku bisa hidup dengan orang yang terbiasa berbohong"
Demas terdiam
Suasana hening beberapa saat
"Kau tidak terbiasa berbohong dan tidak pernah berbohong ?"tanya Demas
Aku mengangguk
"Itu artinya,aku akan mendapatkan jawaban jujur kali ini"
"Apa ?"
"Freeya Aqila Hasbie Rasyid apa kau mencintaiku ?"tanya Demas seraya metatapku tajam
Aku mendengus sebal,Sial !!!! aku terjebak dengan kata kataku sendiri.kembali kubuang pandanganku jauh ke langit.dengan sedikit kasar Demas membekap kedua pipiku dengan kedua telapak tangannya menghadap ke arahnya.
"Freeya jawab aku"desaknya
Aku sedikit terkejut saat lekat kutatap wajahnya.aku baru sadar wajah tampan itu memar, penuh luka dan berdarah di sudut bibirnya.ku pegangi tangannya di pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs My CEO 21+ (SELESAI)
RomanceDemas Fabian (28 tahun) Muda Tampan Mapan Tajir Melintir Tegas dingin berkarakter CEO F Company Yang berkuasa Namun Takluk oleh CINTA Freeya Aqila Hasbie Rasyid (24 tahun) Cantik Mandiri Childish Manja Bertanggung jawab Profesional dan Berdedikasi t...