Chapter -23-

525 50 8
                                    

                   Selamat Membaca

Kalian baper nggak sama cerita ini

-----------------------------------------------------------

Malam hari dengan ribuan bintang berkedip di angkasa dan satu rembulan memancarkan sinar putih di langit berganti dengan cahaya mentari menyapa Kaira yang masih terlelap begitu juga dengan Delano. Cahaya mentari menerobos celah ruangan berhasil membangunkan Kaira untuk melakukan tanggung jawabnya.

Kaira mengucek kedua matanya setengah terkejut melihat tubuhnya tertutupi selimut sedangkan Delano hanya memakai jaket berlambang Wolfgang. Kaira teringat semalam Delano melepas sendiri selang oksigennya tanpa sepengetahuan Dokter dan sekarang dirinya malah di selimuti.

“Semoga, Dia baik-baik saja. Sekarang, Gue harus bangunin dia,” Gumam Kaira lalu, mendekati blankar Delano dan mengelus dahinya pelan supaya tidak terkejut.

“Kak, bangun sudah pagi.”

“Bangun, mentari sudah di depan Lo.”

Delano membuka matanya pelan memastikan cahaya masuk dengan sempurna. Delano tersenyum simpul melihat wajah cantik  Kaira sangat dekat dengan dirinya. Delano bangun dari blankar dengan susah payah.

"Anterin Gue sikat gigi," pinta Delano sambil membenahi jaketnya.

"Kan nggak boleh. Lo kan cowok." Kaira berubah menjadi kesal dia, menganggap permintaan Delano sangat tidak wajar.

“Nggak apa-apa, lagian cuman sikat gigi nggak mandi.” Delano mengambil sesuatu yang berada di bawah blankar dengan kakinya.

"Gue panggil-in perawat aja ya?" Kaira merasa merinding dengan Delano dia sangat takut jika dia melakukan sesuatu yang tidak pantas kepadanya.

"Maunya yang nganterin Lo!" Delano menatap tajam Kaira.

"Manja amat sih, Lo!" Kaira berusaha menolak namun, apadaya Delano jika sudah memaksa pasti harus di turuti.

"Bukan manja, siapa yang mau megangin infus Gue?" Delano melepas sendiri infusnya dari tempatnya.

“Pegang!” Delano melemparkan infusnya ke Kaira dengan susah payah Kaira menangkap infus itu.

“Dasar nggak punya sopan santun!” Kaira melotot tajam namun Delano hanya memutar kedua bola matanya.

Mereka berdua berjalan sejajar menuju kamar mandi pasien. Delano di buat tertawa dengan penampilan Kaira selalu cemberut di sepanjang jalan menuju kamar mandi. Mulanya Kaira hanya melirik Delano yang tertawa terbahak-bahak lama-kelaman dia semakin kesal dengan makhluk yang dia serapahin kucing oren itu.

“Ngapain, ketawa? Dasar kucing oren!” Kaira mencubit pinggang Delano dengan kuku panjangnya.

“Augh..,” Ringis Delano.

“Mau ketawa lagi, Gue sumpahi Lo, Gue sihir jadi kucing oren biar makan tikus Lo!” Kaira hampir saja meremas infus Delano.

“Widih, sekarang magang jadi nenek sihir ya?” Delano mencubit pipi Kaira yang masih cemberut.

"Gue serasa babu disini," Gerutu Kaira tepat ditelinga Delano.

"Gue serasa bersanding dengan bidadari disini," Balas Delano sambil tersenyum lebar. Kaira pun memutar kedua bola matanya jengah.

Delano membuka salah satu pintu kamar mandi dan mulai menyiapkan segala keperluannya sedangkan Kaira berdiri di ambang pintu sambil memegang infus. Delano mulai membasuh mukanya dengan air yang sangat dingin membuat wajahnya terlihat segar lalu, menggosok gigi. Setelah beberapa menit Delano sudah selesai melakukan ritual paginya meskipun hanya cuci muka dan menggosok gigi.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang