Chapter -44-

281 21 0
                                    

                 Selamat Membaca

                Belajar rajin-rajin

----------------------------------------------------------

Althar, Geryl dan Reza sedang berkumpul di markas mereka. Anggota inti Geng Fire tidak sebanyak Wolfgang. Althar sedang merencanakan sesuatu untuk untuk menghancurkan Wolfgang dan yang utama Delano.

"Geryl, Reza besok kita bakar markas mereka! Gue nggak mau tahu!"

"Bos! Sekejam-kejamnya Delano dia tidak pernah nekat seperti itu! Bos, di dunia ini diatur hukum! apa lo nggak mikir!" Reza sangat tidak menyetujui usulan Althar yang baginya sangat berbahaya.

"Bos, gue izin mundur dari geng fire. Gue takut berhubungan, Bos yang kelicikannya melebihi batas." Reza mengangguk setuju dengan ucapan Geryl.

"Apa?! Kalian di bayar berapa? sekarang berani mundur dari geng fire!" Althar menarik kasar kerah pakaian milik Reza.

"Padahal, gue yang nyelesain tentang Geo kembaran, Lo itu!" Althar menunjuk ke arah Geryl.

"Apa?! nyelesain yang ada malah misahin gue dari keluarga gue! sekarang, gue percaya dalang di balik pembakaran dulu adalah Lo!" Geryl menarik kerah baju Althar kemudian melayangkan pukulan.

"Lo, kalau ngomong jangan sembarangan!"

"Semuanya sudah terbukti!" Reza dan Geryl melepas jaket kebesaran mereka lalu melemparnya di hadapan Althar.

Geryl dan Reza keluar markas dengan wajah yang sulit di tebak. Mereka berdua memutuskan untuk membicarakan tentang ini di sebuah Caffe.

"Rez, lo ikutan gue apa lo nggak nyesel?"

"Nggak! Sebenarnya orang tua gue udah melarang gue buat bergaul dengan dia." Reza duduk di sebuah kursi caffe bersebelahan dengan Geryl.

"Kenapa?"

"Althar nggak bisa beri gue pengaruh yang positif katanya gitu dan lebih parahnya lagi, Althar itu pernah mabuk terus menghajar kakak ipar gue waktu itu. Tapi, gue cuma diem bae."

"Lo, sendiri kenapa?" tanya Reza kepada cowok di sampingnya itu.

"Althar nggak pedulian sama gue beda sama Delano walaupun jadi musuh tetep mau bantuin gue nglunasi tunggakan kontrakan dan dia juga bakal nemuin gue sama orang tua gue. Sebenarnya, yang misahin gue sama ortu gue itu Althar dia bilang yang nggak-nggak ke ortu gue."

"Lo, serius?"

"Semilyarius, malah."

"Kalau gitu buat balas budi sama Delano kita diem-diem ngawasin perbuatan Althar nanti kalau yang parah kita laporin tapi kalau kita masih cegah ya kita aja yang hajar dia." Reza menyeruput kopi yang dia pesan tadi.

"Oke."

"Lo, nggak beli apa gitu?" tanya Reza merasa tidak enak sendari tadi sahabatnya itu tidak memesan menu apapun.

"Nggak, Rez uang gue cuma cukup buat makan sehari-hari nggak kayak dulu," jawab Geryl kemudian memainkan handphonenya.

"Pesan aja nanti gue yang bayarin."

"Nggak usah." Geryl menggeleng kuat.

"Udahlah kayak sama siapa aja."

"Baiklah kalau, lo maksa." Geryl mengangguk menyetujui.

Pov Delano dan Kaira

"Kai, gue balik dulu udah mau magrib nanti di cari, Mama." Delano memasukkan bukunya ke dalam tas.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang