Selamat Membaca
Jangan lupa tertawa biar ramai
-----------------------------------------------------------
"Ma, Delan pergi dulu." Delano mencium tangan Marta kemudian mendapat tatapan tajam olehnya.
"Keluyuran terus! Sekalian nggak usah pulang." Marta sangat kesal baru saja pulang dari rumah sakit sudah keluyuran malam seperti ini dan Marta juga sudah bisa menebak pasti akan tawuran.
"Beneran, Ma?" Delano mengedipkan matanya sebelah membuat Marta menggidik ngeri dengan putra semata wayangnya.
"Awas kalau sampai tawuran jangan harap blackcard mu masih ada di dompet!"
"Jual motorlah, Ma." Delano langsung melenggang pergi menaiki motor CBR nya dan melajukan dengan kecepatan tinggi menuju markas.
Kelap-kelip bintang bertaburan di langit menambah indahnya suasana kota yang ramai dengan kendaraan. Motor Delano melaju membelah jalanan bersama anggota Wolfgang lain. Mereka semua sedang mengadakan konvoi patroli yang di laksanakan setiap malam Sabtu dan bertujuan untuk mencari titik lokasi musuh mereka.
"Alvan, Gavin, Reno perhatikan jalannya jangan makan jalan sembarang!" teriak Fasiel mengingatkan para junior mereka yang masih menyesuaikan keadaan.
"Del, kelihatannya kita akan kedatangan musuh baru," ucap Gama berusaha menyesuaikan kecepatan motornya dengan Delano.
"Gue, juga merasa begitu. Apalagi sekarang yang di incar Kaira." Delano menyorotkan tatapan elangnya kesekeliling Markas Geng Fire.
"Pasti ada hubungannya dengan Althar," Imbuh Alkana.
"Del, bukannya Lo sekarang banyak di incar sama pria bertopeng hitam?" Nanda memastikan karena, tadi siang Marta sempat bercerita tentang itu padanya.
"Lo, tau dari mana?" Delano mengernyitkan dahi. Selama ini dirinya tidak pernah bercerita tentang musuhnya kepada sahabatnya yang berperan sebagai inti Wolfgang selain tentang rival Geng Fire karena mereka semua musuh Wolfgang.
"Nyokap, Lo yang cerita."
Delano membelokkan motornya ke sebuah rumah yang di lengkapi dengan basecamp kecil bercat serba hitam terdapat gambar serigala putih yang menyimbolkan kebesaran Wolfgang.
Mereka semua memarkirkan motornya dengan rapi tanpa ada satupun yang keluar dari pembatas tempat parkir.
"Oke, kumpul!" Delano mulai mengomando anak buahnya untuk berkumpul di dalam markas.
"Alvan, Gavin, Reno! Cepat!" bentak Delano membuat ketiga junior ini sedikit terkejut.
Mereka semua berkumpul di dalam markas lampu di dalamnya bersinar terang dan AC ruangan menyala menambah hawa dingin malam ini.
Langkah kaki jenjang Delano mengambil tempat di kursi kehormatannya. Malam ini mereka membahas tentang firasat adanya musuh baru.
"Mulai malam ini kita tidak boleh lengah dan memasukkan siapa saja selain anggota Wolfgang ke dalam markas ini. Untuk pasukan inti kalian semua adalah juru yang paling di incar oleh musuh dan sekarang musuh kita bertambah bukan hanya Geng Fire tapi pasukan hitam bertopeng yang sebenarnya itu adalah musuh pribadi, Gue! Kalian semua paham!" Delano segera turun dari kursi kehormatannya dan melepas jaket yang ia pakai.
"Alvan, Gavin, Reno persiapan latian untuk kalian!" sentak Delano dengan tegas.
Alvan, Gavin dan Reno segera berdiri sambil hormat layaknya menghormati sang merah putih. Delano hanya menatapnya sekilas kemudian berbisik ke telinga Nanda sedangkan Fasiel, Gama, Alkana menyuruh mereka ke ruangan khusus.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELANO (tamat)
Teen FictionDelano Kainan seorang siswa sekaligus CEO disebuah perusahaan yang didirikan oleh Marta yaitu Mama kandungnya. Delano memiliki wajah yang sangat tampan dan memikat seluruh kaum hawa. Delano juga seorang pemimpin Geng motor yang terkenal dan penuh wi...