Chapter -51-

306 20 0
                                    

                 Selamat Membaca

                   Happy nice day

-----------------------------------------------------------

Seluruh anggota inti maupun anggota tim penyerang mengendarai motor mereka ke rumah Delano tanpa ada satu pun yang tertinggal.

Raut wajah merah padam membuat bulu kuduk berdiri. Semua anggota Wolfgang kini sedang di rundung masalah besar dan harus di selesaikan malam ini juga.

"Sesuai misi kita. Kita tidak boleh tinggal diam dengan permasalahan ini kita harus mencari dalang di balik kelicikan topeng hitam itu dan satu lagi hukum tetaplah hukum! Jangan sampai ada diantara kalian memaafkan tanpa ada pembalasan!"

"Gama, mulai malam ini cari titik strategis keberadaan topeng hitam itu!"

"Dan, lo." Telunjuk Delano menunjuk ke arah dua pemuda yang sendari tadi diam dan menutup mulutnya.

"Gue, belum percaya sepenuhnya kalau kalian sekarang bukan bagian dari Geng Fire."

Handphone Delano berdering. Dia bergegas mengambil handphone dari sakunya lalu, mengangkat panggilan dari seseorang yang sangat ia kenali.

"Selamat malam," ucap Delano kepada seorang pria yang ada di sebrang sana.

"Malam, kamu ada di mana?"

"Saya ada di rumah."

"Saya segera ke sana."

Hubungan terputus sepihak Delano segera mematikan handphonenya kemudian memberitahu ke anggotanya tentang seseorang yang baru saja menelponnya.

"Kita tunggu sekitar lima menit, mister Lank dan Om Ryn akan segera ke sini. Kalian juga harus tahu apa yang akan mereka bicarakan." Delano duduk di kursi dekat dengan pintu utama.

Dua pria berjaket jeans dan hitam memasuki rumah Delano kemudian mendapatkan senyum penghormatan dan sapaan hormat dari mereka.

"Silahkan duduk Om, Mister." Delano mempersilahkan kedua pria itu duduk di tempat yang masih kosong.

Sedangkan Kaira, Tania dan Intan tadi menuju ke dapur membuat siasat sendiri untuk mengelabuhi pasukan topeng hitam itu. Mereka kembali ke ruang tamu saat Lank dan Ryn datang.

"Maaf sedikit lama persiapan kami sudah matang." Ketiga gadis itu membungkuk hormat.

"Duduk!" titah Delano.

Kedua pria itu mengeluarkan semua bukti-bukti yang tidak sengaja mereka peroleh tadi siang. Bukti lengkap memudahkan seluruh pasukan Wolfgang melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Maksud kedatangan saya dan adik saya ke sini akan memberikan jalan kepada kalian semua tentang kasus yang kalian alami." Lank membuka laptopnya kemudian menunjukkan sebuah vidio yang tentu saja membuat amarah Delano semakin memuncak.

"Antoni! Pria itu tega sekali membuat istri dan anaknya menderita! bagaimana bisa gue melakukan wasiat mama untuk memaafkannya?"

"Pria iblis!" Delano mengepalkan tangannya dengan muka lebih merah padam.

"Del, apa lo sudah tau Antoni adalah bokap lo?" tanya Frans.

"Iya! kenapa? kenapa lo dan keluarga lainnya menutupi semua ini dari gue?" Delano menarik kasar kerah pakaian Frans kemudian di lerai oleh Lank dengan cara meninju wajah Delano hingga memerah.

"Semuanya sudah tau Del. Kami semua merahasiakan karena, permintaan Marta! Jadi kamu nggak bisa nyalahin Frans dan satu lagi lo sebenarnya kakak tiri Shaka." Lank menatap intens wajah Delano yang masih memburu napasnya.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang