Chapter -43-

315 22 0
                                    

                   Selamat membaca

  Semoga sukses buat kalian semua

-----------------------------------------------------------

"Kak, ini uangnya, gue ganti." Kaira memberikan dua lembar lima puluhan.

"Buat beli gorengan kurang tuh." Delano tersenyum mengejek lalu menaiki motornya mendahului Kaira.

"Dasar sombong! Masih mending---"

Delano menutup mulut Kaira menggunakan satu jarinya kemudian menunjuk ke seorang cewek dan cowok yang sedang bermesraan. mereka sangat mengenali pasangan itu. Diam-diam mereka berdua mendengarkan percakapannya sambil menahan tawa.

"Pacar Alkana itu bagaikan sandal swallow." Cowok itu merangkul gadisnya dengan manja.

"Kok, swallow?" gadis itu menggembungkan pipinya.

"Iya, kan selalu serasi. Tania, maukah kamu menjadi istriku?" Alkana merentangkan tangannya kemudian mengambil bunga yang di bawa di saku belakang lalu, berlutut di depan gadisnya.

"Oh my god, baby lo romantis sekali. Gue makin sayang." Tania langsung menerima buket bunga itu kemudian memutar badannya.

"Sayang, ubah panggilan yuk." Alkana mengedip matanya sebelah.

"Gimana sayang?"

"Aku kamu atau honey sweety?" Alkana kembali merangkul pundak Tania dengan manja.

"Aku mau sayang. Oh ya kapan, kamu lamar aku?" Tania membelai pipi Alkana dan Alkana membelai pipi Tania.

"Besok malam Jum'at Kliwon sayang," Jawab Alkana tertawa manja.

"Ih, barengan sama keluarnya hantu dong. Nggak suka!" Tania memberenggut kesal melihat pacarnya menganggapnya bercanda.

"Kalau udah lulus, sayang. Di dunia ini hanya ada kamu. Bahkan, aku rela tidur di tengah hutan demi kamu." Alkana mengedip-ngedipkan matanya.

"Ih, so sweet banget sih." Tania memukul-mukul lengan Alkana. Dia sudah terlanjur baper setengah mati.

"Sayang, kalau dah nikah kita bangun rumah tangga bareng-bareng dan didik anak-anak kita dengan baik." Alkana menyelipkan rambut Tania yang menutupi mata akibat di terpa angin.

"Aku setuju sayang. Kita punya anak banyak-banyak biar rame." Tania mengacungkan jempol sambil tersenyum manja.

"Aku setuju sayang."

Mereka berdua melenggang memasuki sebuah caffe yang tidak jauh dari Delano dan Kaira berbelanja. Kaira tidak bisa berhenti tertawa melihat pasangan yang dia anggap seperti orang gila itu.

"Sahabat, gue jadi gila gitu ya?" Delano menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sahabat gue juga." Kaira tersenyum miris bisa-bisanya Tania bucin dengan Alkana yang dulunya di kenal sebagai batu pualam berjalan.

"Alkana, kok jadi gitu ya?"

"Dulu pencitraan kali biar dikira coolboy." Kaira menaiki motor Delano.

"Ayo pulang, gue mau masak." Delano melajukan motornya kembali dengan santai sambil senyum-senyum sendiri entah apa yang ada di pikirannya sekarang.

"Kai, mau pulang ke rumah gue atau rumah Lo sendiri?"

"Rumah sendirilah orang mau masak." Kaira memutar bola matanya jengah. Dia tidak habis pikir dengan manusia yang satu ini selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang