Chapter -54-

287 24 0
                                    

                  Selamat Membaca

   Kamu bahagia aku juga bahagia

-----------------------------------------------------------

"Udah ih turunin gue malu di liatin orang-orang." Kaira memukul-mukul punggung cowok itu dengan tenaga semutnya.

"Nggak usah turun napa sih?"

"Bayi Delano tidur aja." Delano menimang-nimangnya layaknya seorang ibu menidurkan anaknya dalam gendongan.

"Udah gila, Kak Delan! turunin!" Kaira menggerakkan kakinya dan berusaha membebaskan diri dari gendongannya tapi tidak ada satupun usahanya yang berhasil.

Cowok itu membawanya berjalan ke tempat motornya yang terparkir di tepi jalan. Dia menurunkan Kaira dari gendongannya kemudian tertawa melihat wajahnya sedang marah. Katanya, terlihat semakin cantik dan lucu.

"Lo, nggak boleh numpang istirahat di rumah gue!"

"Nggak masalah." Delano menyalakan mesin motornya kemudian menjalankan pelan dia memang sengaja mengerjai Kaira. Dasar Delano sehari tidak membuat gadis itu marah mesti ada yang kurang.

"Woi! Ngapain gue di tinggalin?" Kaira mempercepat langkahnya mendekati Delano kemudian menarik telinganya hingga memerah.

"Aduh, telinga gue lepas!"

"Manja!"

"Tengil!"

"Sok jagoan!"

"Ulangin lagi, Kai gue nggak denger," pintanya sedikit sambil memicingkan alisnya sebelah.

"Udah lupain ayo pulang kucing oren." Kaira menaiki motor Delano kemudian mendorong tubuh cowok itu dari belakang sebenarnya dia kesal. Namun, dia masih ingin mengerjainnya lagi. Hitung-hitung untuk pembalasan kemarin.

"Ulangin lagi!" ucap Delano dengan nada tinggi dan wajah beringasnya membuat bulu kuduk Kaira berdiri.

"Ayo pulang."

"Nggak! Nggak denger apa sama perintah gue?"

"Cepet ulangin!"

"Gitu doang marah!" gadis itu memberenggut kesal. Cowok di depannya itu labil sekali emosinya dia harus ekstra sabar lagi.

"Kaira Tamara alias Singa ulangin atau gue turunin di sini, hmm?"

"Yaudah, gue naik angkot."

"Emang punya uang?" Kaira baru saja ingat jika dia tidak membawa uang sepeser pun kalau Delano benar-benar pergi duluan mau pulang sama siapa.

"Makanya nurut! Ulangin lagi atau gue ambil pita suara lo!"

"Sadis!"

"Iya-iya."

Kaira turun dari motor Delano kemudian melangkah tepat di depan matanya. Dia menghela napas kesal. Jika bukan terpaksa supaya bisa pulang dia tidak mungkin mau menuruti perintah Delano yang membuat bulu kuduknya semakin merinding.

"Manja!"

"Tengil!"

"Sok jagoan!"

"Kurang keras." Delano tersenyum miring.

"Manja!"

"Tengil!"

"Sok jagoan!"

Suara Kaira dua kali lebih kencang dari sebelumnya membuat semua orang menoleh ke arahnya kemudian menahan tawanya.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang