Chapter -60-

795 27 0
                                    

                 Selamat Membaca

             Selamat menuju ending

-----------------------------------------------------------

Pukul 06.30 seorang cowok berpakaian jaket coklat dan celana jeans lengkap dengan ransel di panggungnya sedang menikmati sarapan yang ia siapkan sendiri tadi pagi.

"Ma, Delan sekarang sendiri nggak ada yang masakin, buatin susu dan yang terpenting nggak ada yang Delan mintai restu buat berangkat sekolah. Delan kangen, Ma." Cowok itu tidak beralih menatap tumpukan alat dapur yang tersusun rapi di sekitarnya.

"Ma, Delan berangkat dulu ya." Cowok itu keluar rumah dan mengunci pintu lalu mengendarai motor sport nya.

Cowok itu membelokkan motornya ke rumah seseorang. Dia mendapati rumah itu masih sepi atau mungkin yang ia cari sudah berangkat duluan.

"Kaira, permisi?" Delano mengetuk pintunya beberapa saat.

"Kejap masih parfuman," jawab seseorang dari balik pintu.

Gadis cantik itu keluar dari rumahnya lengkap dengan seragam sekolah SMA Internasional rambutnya di kucir di belakang menambah kesan imut di wajahnya.

"Lo, nggak sekolah?"

"Gue, izin mau ada sidang." Gadis itu membulatkan mulutnya.

"Oh, iya pulang sekolah kita ke taman yuk."

"Gue, sih ikut aja."

"Oke, lest go."

"Uang buat Shaka udah gue transfer kemarin," ucapnya.

"Setelah gue pikir-pikir dendam nggak bakal buat mama bahagia di alam sana."

"Iya, Kak Shaka juga udah dm gue kemarin kok." Gadis itu naik ke motor Delano.

"Pegangan Honey biar nggak kejungkal." Kaira menggentok helm Delano hingga terhuyung ke depan.

"Aduh, ngleyang." Cowok itu tertawa lepas lalu menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

"Kak, habis lulusan mau ke mana?"

"Kuliah dulu di sini aja nggak jadi ke Amerika."

"Kenapa?"

"Biar bisa tiap hari ketemu lo dan bersihin rumah terakhir, Mama."

"Lo, beneran sayang gue, Kak."

"Kalau di tanya Sayang lebih dari itu dan andai saja samudra bisa berkata mungkin rasa sayang gue itu nggak bisa di ucapin lewat kata-kata. Maaf dulu pencarian gue pernah gagal."

Tanpa terasa motor yang mereka tumpangi sudah berhenti di gerbang sekolah yang masih terlihat sepi tidak seperti biasanya.

"Kai, Morning kiss?"

"Ogah!"

"Delapan taun ke depan!"

Gadis itu berjalan menyusuri koridor biasanya sahabatnya berada di sekitar situ menunggu dirinya datang atau sahabatnya lainnya.

"Kaira!" ketiga gadis membawa pasangan masing-masing menganggetkannya dari belakang.

"Beh, taken semua, gue jomblo." Gadis itu tersenyum kecut melihat sahabatnya sudah memiliki pasangan.

"Bentar lagi lah tu," ledek Tania.

"Nggak akan gue nyaman sahabatan."

"Sahabatan itu lebih berarti dari pada pacar, Kai," ucap Gina tersenyum ramah.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang