Selamat Membaca
Ramaikeun
-----------------------------------------------------------
Empat hari sudah Marta pergi meninggalkan orang-orang yang ia cintai. Delano masih merasa terpukul dengan kepergiannya dan dia masih belum percaya secepat itu Marta meninggalkannya.
"Permisi," Kaira menyapa seseorang yang ada di dalam rumah Delano yang terlihat sangat sepi.
Dari dalam rumah seorang wanita bersama lelaki paruh baya datang membukakan pintu. Senyum ramah mereka menyambut gadis cantik itu.
"Kaira, silahkan masuk." Mereka menyuruh Kaira masuk ke dalam rumah.
"Tante, Om maksud kedatangan Kaira ke sini mau ngantarin sarapan buat Kak Delano." Kaira menyodorkan rantang yang ia bawa dari rumah khusus untuk Delano.
Mata wanita itu berkaca-kaca seketika membuat Kaira terheran apa yang terjadi sama Delano? Pikirnya.
"Kenapa, Tan?"
"Tante, minta tolong sendari kemarin Delano nggak mau keluar dari ruang kerjanya. Dia begitu terpukul atas kepergian Marta."
"Di mana tempatnya?"
Kedua orang itu menunjukkan tempat Delano bekerja yaitu di lantai dua. Setelah sampai di sana kedua orang itu pergi. Pintunya tidak di kunci Kaira segera masuk ke ruang itu yang terlihat nyaman dan banyak buku tersimpan di sana.
"Kak, makan yuk." Kaira menata rantang berisi makanan kesukaan Delano. Namun, Delano hanya menatapnya nanar tanpa minat.
"Kaira suapin ya." Delano menggeleng.
"Kak! Apa maksud, Lo?" Kaira melihat beberapa luka bekas sayatan di telapak tangan kanan Delano dan tangan kirinya masih memegang silet.
Buru-buru dia merebut silet itu lalu, membuangnya lewat jendela jauh dari Delano.
"Kai! Apa mau, Lo?"
"Gue, nggak ada gunanya hidup!"
"Gue, cuma buat mama menderita!"
"Tutup mulut, Lo!" Delano seketika membungkam saat Kaira menamparnya dengan kasar.
"Lo, nggak tau penderitaan gue Kai." Delano menatap kosong Kaira yang kini berwajah garang.
"Ya, gue memang nggak tau penderitaan, Lo! Tapi apa cara ini yang tepat?"
"Dengan membunuh diri, Lo sendiri dan mengurung diri? apa dengan cara tidak peduli keadaan?"
"Lo, pengecut ya." Kaira tertawa sambil menatap Delano remeh.
"Jaga mulut, Lo!" Delano mendekati Kaira hingga tidak ada batas dengan tembok membuat Kaira sedikit merinding dengan ulahnya. Namun, dia harus sabar demi sebuah kebenaran.
"Lelaki yang berani adalah lelaki yang mau mencari titik terang bukan berusaha mengakhiri hidup!"
"Lo, sekarang berani ngomong gitu sama, gue?"
"Gue, nggak nyangka mulut lo sepedas itu ketika gue menderita." Delano menatapnya tajam.
"Gue, berkata seperti ini karena gue kasian sama, Lo!" Kaira terbebas dari cengkeraman Delano kemudian berjalan di depannya.
"Semua orang punya penderitaan entah kecil ataupun besar tapi di atas penderitaan itu mereka berusaha bangkit dan nggak berusaha mengakhiri hidup. Lo, tau seberapa besar penderitaan, nyokap gue?" Kaira membalikkan tubuhnya sehingga mereka berdua saling berhadapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELANO (tamat)
Teen FictionDelano Kainan seorang siswa sekaligus CEO disebuah perusahaan yang didirikan oleh Marta yaitu Mama kandungnya. Delano memiliki wajah yang sangat tampan dan memikat seluruh kaum hawa. Delano juga seorang pemimpin Geng motor yang terkenal dan penuh wi...