Chapter -49-

305 28 2
                                    

                   Selamat Membaca

               Halu bareng siapa nih?   

-----------------------------------------------------------

Dua pria sedang berada di dalam mobil jeep kesayangannya. Mereka ini  saudara kandung namun, berbeda sifat yang satu bak seorang mafia psikopat dengan lirikan mata yang selalu membuat bulu kuduk merinding dan irit senyum berbeda dengan yang satunya bersifat humble dan bersahaja.

"Keinginan, Gue kandas, Bang." Salah satu pria itu menyandarkan kepalanya di kursi mobil yang mereka tumpangi.

"Kenapa Lank? tumben." Pria di sampingnya itu tertawa kecil melihat adiknya yang tidak seperti biasanya menampakkan wajah sadisnya.

"Gue gagal jadi ayah sambungannya Delano." Lank berterus terang ia memang tidak suka berbasa-basi.

"Hah? Sejak kapan? Lo suka sama Marta?" pria itu tidak percaya ternyata Lank selama ini menyukai wanita lebih tepatnya nyokap Delano.

"Iya, kenapa?"

"Memang takdir tak bisa di tolak, Lank." pria di sampingnya itu kembali fokus menyetir mobilnya.

"Bang, itukan Antoni sama siapa dia?"

"Dia sangat serius ada apa? gue yakin kematian Marta ada hubungannya sama dua orang itu." Mobil mereka berhenti di tempat yang tidak jauh dari Antoni dan Althar mereka kini di depan taman.

"Kerja bagus anak muda." Pria itu menepuk-nepuk pundak Althar.

"Nanti malam saya akan melakukan misi kedua." Althar memiringkan senyum.

Kedua pria di dalam mobil itu terus mengamati gerak-gerik dua orang yang berada di taman itu. Tidak lama kemudian, dua orang itu pergi menaiki mobil. Kedua pria itu curiga sehingga mereka mengikuti mobil itu.

"Kita ikuti mereka," ucap Ryn lebih tepatnya saudara Lank lima tahun lebih tua.

"Mobil mereka belok di rumah itu. Tempat apa itu?"

"Kita cek kedalamnya." Lank terus mengawasi mobil di depannya jangan sampai kehilangan jejak.

Mobil yang di tumpangi Althar dan Antoni berhenti di sebuah rumah kuno terlihat sangat menyeramkan karena, bernuansa hitam terdapat patung-patung yang di desain bermuka seram.

Ryn dan Lank pun memarkirkan mobilnya tidak jauh dari lokasi namun, sedikit tersembunyi supaya mereka tidak mengatahui jika ia sedang mengikuti jejaknya.

"Kok gue curiga sama tempat ini?" Lank mulai memakai masker kebanggaannya untuk penyamaran.

"Lank, sejak kapan lo suka sama nyokapnya Delan? lo, bilang ke Delan?"

"Gue nggak pernah bilang sama Delan dan gue suka sama Marta sejak dia ikut meeting di Australia waktu itu." Ryn hanya mengangguk sekarang ia memokuskan diri untuk menyelidiki tempat mencurigakan ini.

Mereka berhati-hati memasuki setiap ruangan yang terlihat seperti tidak berpenghuni itu. Mereka mempercepat langkah tanpa suara saat mendengar suara pemuda menangis sesenggukan di dalamnya.

"Om, tolong keluarkan saya dari sini." Ryn dan Lank mengintip dari balik dinding tebal bercelah.

"Geo, itu benar Geo? Makam itu---" gumam Lank sangat mengenali pemuda itu karena, dia salah satu muridnya.

Ryn terus mengamati pergerakan pria yang sedang menghardik pemuda di dalam kurungan besi itu. Wajah pemuda itu terlihat lebam dan luka tubuhnya pun seperti tidak terawat sama sekali.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang