Chapter -27-

494 62 7
                                    

                 Selamat Membaca

        Maaf aku masih memendam

----------------------------------------------------------

"Author menangis kalau nggak pada komen 😭"

-----------------------------------------------------------

 
Alkana sedikit terkejut dengan nomor Kaira yang tertera dalam handphone. Ada apa dengan Delano? tanpa menunggu lama Alkana langsung mengangkat panggilan dari Kaira. Dia juga menekan tombol Laund speaker untuk mengeraskan volumenya supaya Gama dan Nanda juga bisa mendengarnya.

"Halo Kai ada apa?" Alkana mengangkat panggilan dari Kaira.

"Lo dimana?" Kaira gemetaran memegang handphonenya.

"Gue di parkiran rumah sakit mau jenguk Delano." Alkana pun ikut panik.

"Bantu, Gue Kak Delano kabur!" Kaira pun bertambah panik.

Alkana bergegas mematikan handphonenya dan mengajak kedua temannya mencari keberadaan Delano. Mereka berlarian menyusuri koridor rumah sakit. Langkah awal yang mereka tuju adalah menemui Kaira untuk mendapatkan informasi arah perginya Delano.

"Kai, dia kemana?" Napas Nanda tersegal-segal, Kaira hanya menunjuk menggunakan jarinya arah Delano pergi sambil menghentak-hentakan kakinya panik di atas rata-rata.

"Lo tunggu disini saja kita cari dia!" Gama pun mengejar Delano.

"Gue nggak mau dia kenapa- kenapa." Kaira hampir saja menjatuhkan handphone saking paniknya.

"Dia itu kuat, Kai pasti tidak kenapa-kenapa." Alkana menenangkan Kaira kemudian, lari menyusul Gama dan Nanda.

Pov Delano

Sampai didepan apotek Delano merasakan bumi yang dia pijaki berputar dan kepalanya pusing keringat dingin bercucuran akhirnya Dia terjatuh tak sadarkan diri. Beruntung, perawat dan ketiga sahabatnya berhasil menemukannya.

"Bos! Bangun Bos." Gama menggoyangkan tubuhnya Delano yang lemah dan pucat pasi.

"Kita bawa ketempat semula." Perawat mengangkat tubuh Delano dan  mendorong blankar mengembalikan ke ruangannya.

Kaira merasa lega akhirnya Delano bisa ditemukan meskipun keadaannya tidak sadarkan diri dan wajahnya pucat seakan tidak ada darah yang mengalir ditubuhnya. Kaira langsung memeluk erat tubuh  Delano berharap pelukannya bisa membuatnya sadar kembali.

"Kak, sadar Kak. Jangan tinggalin, Gue." Buih air mata jatuh di pakaian Delano seakan membuat perasaan Kaira sekarang teriris tetapi tidak ada darah yang mengalir.

"Kalian tunggu disini kami akan melakukan tindakan," ucap Dokter wanita berjas putih yang tidak tahu kapan datangnya.

"Gue temenin Kak Delano, Gue takut kehilangan dia! Kak!" Kaira menangis dan berteriak sejadi-jadinya namun, apalah daya Alkana menahan tubuh Kaira supaya tidak masuk ruangan.

"Sudah Kai, sudah kita berdoa saja" Gama memberikan sebotol air mineral untuk menenangkan Kaira.

"Delano, memang nekat," ucap Alkana lirih.

"Bukan salah dia, tunggu pembalasan kita Althar!" Nanda menggenggam tangannya penuh kebengisan.

Di dalam ruangan Dokter dan perawat sedang melakukan tindakan untuk menyadarkan Delano.

"Sus, tolong ambilkan AED," pinta Dokter.

Kaira hanya bisa mengintip Delano dari luar ruangan sambil menangis dan memohon doa pada Yang Maha Kuasa. Kaira sungguh tidak tega melihat Delano yang dia kenal berubah menjadi lemah tidak berdaya seperti ini.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang