Chapter -29-

410 36 0
                                    

                 Selamat Membaca

  Komentar di setiap paragraf oke :)

-----------------------------------------------------------

Stop scrolling part, readers wajib baca :-)

-----------------------------------------------------------

Ketua Osis memandang Kaira sekilas kemudian, melangkahkan kaki jenjangnya ke arah kulkas kantin yang berisi berbagai merk minuman kantin. Dia berdeham kecil lalu mengambil sebuah minuman botol berjenis teh dan memberikannya ke Kaira.

“Minum, bibir Lo pucat. Gue, takut kakak Gue marah.”

“Kakak?” Kaira menatap intens kedua bola mata Ketua Osis sebentar lalu menggeleng dan meneguk sebotol tehnya hingga tandas.

"Kenalin, Gue Frans, Gue di titipi buat jaga Lo oleh Kak Gama Cs karena mereka masih ulangan dan Gue sepupunya Kak Delano. Lo pacarnya kan?" Ketua OSIS itu ternyata sepupunya Delano. Sikap seratus delapan puluh persen berbeda dengan Delano.

"Bukan-bukan." Kaira menggelengkan kepalanya cepat.

"Kak Delano sangat menganggumi, Lo jadi terima saja dia. Dia sebenarnya orang baik." Frans memastikan kali ini dia bakal mau dengan Delano namun, Kaira hanya mengangguk saja dia benar-benar tidak paham dengan maksud Frans.

"Gue tinggal di perumahan Lacsin, dan Gue baru beberapa tahun pindah ke Indonesia." Frans sedikit menerangkan tentang dirinya.

"Ouh." Kaira mengangguk paham.

"Kalau boleh tahu apa yang dialami Kak delano sebenarnya?" Tanya Kaira ingin tahu karena, dia merasa kasihan pada Delano. Pasti Delano sedang menyembunyikan sesuatu tentang keluarganya dari raut wajahnya terlihat dia, sedang membenci seseorang meskipun mulutnya enggan berkata jujur.

"Dia dan Nyokapnya di tinggal pergi Bokapnya sebab beliau memilih wanita lain. Dan Nyokap Delano adalah orang yang kuat dia sangat berhati mulia membesarkan Delano seorang diri," Jawab Frans dengan lemah lembut.

"Terus siapa wanita lain itu?" Tanya Kaira lagi.

"Wanita lain itu  nyokapnya Shaka. Sebenarnya Nyokap Kak Delano sudah tahu tapi, dia memendamnya sendiri. Takut jika Kak Delano mengetahui itu semua  dan dia akan bersikap brutal." Frans menerangkan panjang lebar. Betapa terkejutnya Kaira mendengar penjelasan Frans.

"Tapi, Lo jangan bilang ke Kak Delano," Imbuh Frans.

"Iya, Kak." Kaira mengangguk.

"Sekarang, Lo ke kelas." Di luar terlihat sudah aman dan sepi Frans pun menyuruhnya untuk pergi ke kelas sebab, dia merasa tidak enak hati duduk se kursi dengan cewek yang di sayangi Kakak keponakannya itu.

Kaira berdiri dan meninggalkan Frans. Kaira menatap suntuk kedua sahabatnya yang menyambutnya dengan suara persis seperti toa masjid. Kedua sahabatnya ini selalu tahu tentang keadaan Kaira entah dari mana mereka tahu, padahal saat Kaira tidak cerita sedikitpun.

"Lo, disakiti Rosella lagi?" Tanya Intan.

"Ya, begitulah." Kaira menghembuskan nafasnya berat.

"Lo yang sabar ya Kai. Gue yakin pasti ada pelangi sehabis hujan." Tania mendekati Kaira sambil menyisir rambut.

"Gue, nggak habis pikir kalau Kak Delano menyebabkan hidup Gue kayak gini." Kaira merasakan penuh rasa sebal.

"Jangan salahkan Kak Delano, dia memang tulus ingin memiliki Lo!" Tania ingin meluapkan emosinya melihat sosok sahabatnya seperti tidak mempedulikan perasaan cowok yang sedang berusaha mendapatkan hatinya padahal di luar sana masih banyak cewek yang berusaha mendapatkan hati Delano.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang